Maksud dari fi sabîlillâh adalah perang saja. Ini adalah pendapat Abu Yûsuf rahimahullah dari kalangan Hanafiyah,juga pendapat madzhab Mâlikiyah, Syâfi’iyah dan salah satu riwayat dari Hanâbilah yang dirajihkan oleh Ibnu Qudâmah rahimahullah.
لا يعطى منها إلا الفقراء منهم ولا يعطى الأغنياء من المجاهدين فإن أعطوا ملكوها
Artinya: Zakat sabilillah hanya diberikan pada fakir miskin tidak kepada mujahid yang kaya. Namun kalau mereka diberi, maka boleh memilikinya. (Lihat kutipan Al-Jassos dalam Ahkam Al-Quran, 3/156-7).
وقال قوم: يجوز أن يصرف سهم سبيل الله إلى الحج يروى ذلك عن ابن عباس وهو قول الحسن وإليه ذهب أحمد بن حنبل وإسحاق بن راهويه
Artinya: Sekelompok ulama menyatakan boleh bagian sabilillah diberikan pada haji. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang merupakan pendapat Al-Hasan. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan Ishaq bin Rahawiyah
"وفي سبيل الله" لا يوجب القصر على الغزاة .. فلهذا المعنى نقل القفال في تفسيره عن بعض الفقهاء أنهم أجازوا صرف الصدقات إلى جميع وجوه الخير من تكفين الموتى وبناء الحصون وعمارة المساجد لأن قوله في سبيل الله عام في الكل
Artinya: Sabilillah tidak harus terbatas pada mujahid (Arab: al-ghazi).. dengan pengertian ini Al-Qoffal dalam tafsirnya menukil dari sebagian ulama bahwa mereka membolehkan penggunaan zakat pada semua jalan kebaikan seperti mengkafani mayit, membangun jembatan, membangun masjid karena firman Allah 'fi sabilillah' itu umum untuk semuanya.
Imam Al-Shon'ani dalam Subulussalam 2/198 menyatakan bahwa guru, hakim, mufti termasuk dalam kategori sabilillah.
وكذلك الغازي يحل له أن يتجهز من الزكاة وإن كان غنياً لأنه ساع في سبيل الله. قال الشارح ويلحق به من كان قائماً بمصلحة عامة من مصالح المسلمين، كالقضاء، والإفتاء، والتدريس وإن كان غنياً. وأدخل أبو عبيدة من كان في مصلحة عامة في العاملين. وأشار إليه البخاري حيث قال (باب رزق الحاكم والعاملين عليها) وأراد بالرزق ما يرزقه الإمام من بيت المال لمن يقوم بمصالح المسلمين، كالقضاء، والفتيا، والتدريس، فله الأخذ من الزكاة فيما يقوم به مدة القيام. بالمصلحة وإن كان غنياً
Artinya: Orang yang berperang di jalan Allah halal baginya mendapat bagian zakat walaupun kaya karena ia berbuat sesuatu di jalan Allah. Disamakan dengannya adalah orang yang berbuat untuk kepentingan umum yakni kepentingan umat Islam seperti membuat keputusan, memberi fatwa, mengajar walaupun kaya. Abu Ubaidah memasukkan dalam kategori kemaslahatan umum bagi pelakunya.
Penerapan fi Sabilillah dalam Masa Sekarang:
Pertama, segala aktifitas untuk mewujudkan persiapan jihad yang diperintahkan oleh Allâh
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allâh dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allâh mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allâh niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” [Al-Anfâl/8:60].
Diantara wujudnya:
Kedua, perkara yang mewujudkan jihad dan menolong agama Allah melalui jalan dakwah.
Pengertian fisabilillah bisa menjadi luas bahkan sangat luas sekali. Semua aktivitas yang ditujukan di jalan Allah SWT dikategorikan sebagai fisabilillah. Namun, kita mesti membatasinya dengan mempertimbangkan skala prioritas dan proporsional dalam distribusi kepada seluruh ashnaf.
Kitab Nawazil az-Zakat; DR. Abdullah Manshur al-Ghufaili
Oleh : Dr. Latief Awaludin, MA, ME (Bidgar Zakat)
Penulis: Rani Nurul Hudayanti
Tags:
zakat
hukum zakat
fisabilillah