BAHAYA HASAD, FITNAH, DAN KEDAHSYATAN DOA SAAD BIN ABI WAQAS YANG TERZALIMI


Penulis: Rani Nurul Hudayanti
20 Sep 2023
Bagikan:
By: Rani Nurul Hudayanti
20 Sep 2023
1420 kali dilihat

Bagikan:

Ini Kisah seorang sahabat nabi yang mulia, Saad bin Abi Waqas. Sahabat yang mendapatkan amanah menjadi gubernur Kufah pada masa kepemimpinan Umar bin Khatab.

Saat menjadi gubernur di sana, Saad difitnah seseorang bahwa itu gubernur tak becus menjadi imam sholat. Kabar itu berembus cepat bagai angin bertiup ke berbagai arah. Bahkan sampai ke Madinah yang terpisah 1.422 KM. Jarak yang ditempuh berhari-hari oleh pengembara yang menunggangi onta atau kuda.

Khalifah Umar bin Khattab mendengar kabar tersebut. Tapi tidak langsung percaya. Untuk memudahkan dirinya menelusuri kebenaran kabar tadi, Umar menarik Saad bin Abi Waqas ke Madinah. Katakanlah ini untuk independensi dan netralitas

Sampai di Madinah, Umar menginterogasi Saad, bagaimana cara dia mengimami sholat? Kemudian dijawab, dirinya mengimami sholat isya dengan memanjangkan dua rakaat. Kemudian mempercepat dua rakaat lainnya. Dia menjadi imam sholat seperti yang dilakukan Nabi Muhammad dahulu ketika memimpin sholat yang diikuti para sahabat.

Umar kemudian menyimpan informasi itu. Kemudian tetap meminta Saad menetap di Madinah.

Umar turun tangan menelusuri kebenaran informasi terkait Saad tidak becus menjadi imam sholat. Apa yang dilakukan Umar?

Dia membentuk tim. Umar sendiri turun langsung mendatangi masjid-masjid yang ada di Kufah. Satu per satu masjid didatanginya. Amirul Mukminin datang mendirikan sholat secara berjamaah di sana. Kemudian bertanya, wahai kalian, apa pendapat kalian mengenai Saad bin Abi Waqas?

Kemudian jamaah masjid menjawab, Saad adalah pemimpin yang baik, sosok yang arif mengimami sholat seperti halnya Nabi Muhammad dahulu menjadi imam.

Jawaban yang sama didengarnya dari banyak masjid. Umar beserta rombongan menyaksikan langsung penuturan orang-orang yang menyukai kepemimpinan Saad.

Kemudian sampailah ke sebuah masjid. Namanya Masjid Bin Abes di Kufah. Sholatlah Umar dan rombongan di sana. Kemudian setelah selesai sholat, dia berbincang dengan orang-orang di sana. Pertanyaannya sama, apa pendapat mereka tentang Saad bin Abi Waqas.

Muncullah seseorang bernama Usamah bin Abi Qatadah. Berbeda dengan banyak orang sebelumnya, lelaki ini menilai Saad tidak pernah turun langsung ke medan perang. Usamah menilai Saad tidak adil membagi ghanimah. Dan berbagai keburukan lain keluar dari mulut orang ini.

Dari masjid inilah Umar mengetahui, di sinilah pangkal permasalahan isu fitnah Saad tak becus menjadi imam sholat. Lebih spesifik lagi, dari orang inilah muncul kabar besar soal Saad yang demikian.

Selesai mendengarkan segala kabar tadi, Umar kembali ke Madinah. Ditemuilah Saad. Diceritakanlah hasil pertemuan Umar dengan Usamah kepada Saad. 

Saad ketika itu marah. Kemudian dia menggunakan haknya sebagai orang yang terzalimi dengan fitnah dan dusta Usamah bin Abi Qatadah, yaitu berdoa. Nabi Muhammad menjamin doa orang yang terzalimi akan diijabah Allah.

Apa doa Saad?

Saad mendoakan tiga hal. Pertama adalah panjangkan umur Usamah bin Abi Qatadah. Kedua, dalam usianya yang panjang itu, dia hidup fakir. Ketiga, sepanjang usia itu, hujani hidupnya dengan fitnah tak berkesudahan. Saad menyudahi doanya. Dia lega. Kemudian melanjutkan aktivitas seperti biasa.

Sementara itu, Usamah, dia menjalani hidup dengan usia yang panjang, tapi serba kekurangan. Dia selalu meminta-minta dengan pakaian lusuh dan kotor. Kemudian dia selalu mendapatkan fitnah dari orang-orang sekitarnya, karena mereka tidak menyukai dan benci Usamah.

Kata Usamah, ini semua karena doa Saad bin Abi Waqas.

 

sumber : republika

Yuk, teruskan berbagi kebahagiaan di sini.

Penulis: Rani Nurul Hudayanti
Tags: kisahteladan hasad sahabat rasululloh

Berita Lainnya

Mitra LAZ Persatuan Islam
WhatsApp