Rahasia Sukses Bisnis Nabi Muhammad SAW
Bicara tentang kesuksesan dalam bisnis. Rasulullah adalah panutan kita dan kita bisa belajar dari kesuksesan-Nya. Sebetulnya, Islam sangat menganjurkan perdagangan, dan Rasul pun pernah berwasiat, “Berdaganglah engkau, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.”
Berikut rahasia sukses bisnis Rasulullah SAW.
Menurut Profesor Dr. Laode dalam bukunya Rasulullah Business School ada 12 rahasia bisnis Nabi Muhammad SAW
yang bisa kita pelajari dan terapkan dalam pengembangan bisnis, diantaranya:
Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang jujur dan adil, sehingga banyak pembeli yang mempercayai dan membeli kembali barangnya.
Nabi SAW berdagang tidak hanya untuk mencari nafkah halal untuk kebutuhan hidup, tetapi juga mencari relasi untuk membangun reputasinya agar investor datang mempercayakan uangnya. Salah satu investornya adalah Khadijah, yang kemudian menjadi istri Nabi.
Ketika Nabi menjadi Kepala Negara Madinah, Nabi menghapus penipuan, kecurangan, riba, perjudian, eksploitasi, pasar gelap dan pencatutan yang berlebihan. Selain itu, ia menstandarkan timbangan sehingga menjadi indikator perdagangan dengan angka mutlak.
Berbisnis juga perlu diperhitungkan matang-matang, apapun yang dilakukan dengan jelas pasti akan sukses dan mencapai impiannya. Oleh karena itu, kita harus bekerja sesuai dengan konsep kontrol yang sesuai kita rancang sebaik mungkin. Jika ada kesalahan, akan lebih mudah untuk menganalisisnya.
Dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Baihaqi mengatakan bahwa: “Berikanlah gaji atau upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya dan beritahulah ketentuan gaji atau upahnya,
terhadap apa yang sudah dikerjakannya.” Gaji yang dibayarkan kepada karyawan harus sesuai dengan kebutuhan mereka. Membayar upah tepat waktu dapat menjadi motivator untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Tujuannya agar bisa menikmati waktu yang terbatas dengan hasil kerja yang maksimal.
Cara Nabi Muhammad SAW selanjutnya adalah selalu menjual produk yang berkualitas baik. Dia tidak pernah menjual produk cacat, jika dia menemukan produk yang cacat, dia tidak akan menyembunyikannya. Nabi Muhammad secara blak-blakan menyampaikan kelebihan dan kekurangan produknya.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah bersabda:
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, seorang muslim tidak boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali dia sendiri yang menjelaskannya.” (HR Ibnu Majah)
Rasulullah SAW memiliki sifat amanah yang berarti amanah dan fathonah artinya cerdas. Ini adalah bukti bahwa perdagangan yang jujur, masih bisa berkembang menjadi pebisnis berskala besar.
Nabi Muhammad sangat cerdas melihat peluang tanpa ada kecurangan, karena itulah beliau terkenal di kalangan saudagar kaya
sebagai orang yang penuh perhitungan, jujur, dan profesional. Meski berasal dari keluarga miskin, Nabi Muhammad tidak menjadikan bisnis sebagai aji mumpung.
Semangatnya untuk berbisnis semakin terlihat saat ia berusia 17-20 tahun. Saat itu, dia bersaing dengan pengusaha senior di daerah.
Nabi Muhammad menjadi pengusaha yang sukses karena keterampilan negosiasi, komunikasi yang baik dan reputasinya. Seperti makna Tabligh yaitu menyampaikan perintah dan larangan, Nabi Muhammad tetap bersikukuh dan selalu menyampaikan syarat-syarat niaga tanpa menyembunyikan kebenaran.
Sumber info: gramedia.com
sumbergambar: islampos
Penulis: Cery Riksanegri
Tags:
kisah
kisahteladan
nabi
bisnis