HATI YANG MENGERAS


Penulis: dr. Harry Rayadi, MARS
22 Jul 2023
Bagikan:
By: dr. Harry Rayadi, MARS
22 Jul 2023
1160 kali dilihat

Bagikan:

" Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalirsungai-sungai daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan "  ( Al Baqarah 74 )

 

Pada ayat Al-Qur'an tersebut, Allah Ta`ala  membuat perbandingan antara kerasnya batu secara kebendaan dengan kerasnya hati secara maknawiyah. Gambaran bagaimana keadaannya apabila hati mengeras telah dipertontonkan oleh Kaum Yahudi Bani Israil. Meskipun telah diperlihatkan dengan bukti yang nyata tentang kebenaran risalah yang dibawa oleh para Rasul Allah, mereka tetap tidak mau beriman. Bahkan, dengan menyaksikan hal yang dengan akal sehat manusia tidak akan mampu mengelak lagi atas kebenaran pun, tetap hati mereka menolak dan seakan tidak ada lagi celah yang dapat dimasuki  seberkas cahaya sekali pun. Contohnya ialah ketika turunnya wahyu kepada Nabi Musa alaihi salam agar memerintahkan Bani Israil menyembelih seekor sapi untuk mengungkap pelaku pembunuhan, mereka mencemoohkannya. Dengan dalih berbagai pertanyaan tentang jenis sapi yang harus disembelih yang pada akhirnya tatkala sapi tersebut selesai disembelih, kemudian salah satu bagian dari sapi yang telah mati tersebut dipukulkan pada mayat korban pembunuhan tersebut dan segeralah mayat itu hidup kemudian menunjuk kepada si pelaku pembunuhan itu.

Maka akal sehat akan berpikir bahwa hal tersebut tidak akan mungkin terjadi, di mana bagian dari bangkai seekor sapi dapat menghidupkan mayat seorang manusia kecuali dengan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa a.s.

Kerasnya hati Yahudi zaman sekarang pun tidak berbeda jauh dengan para pendahulunya; mereka dengan keji dan bengis memperkosa dan membunuh anak, ibu bangsa Palestina dihadapan orang tua, suami-suami mereka. Sungguh sangat jauh dari sifat kemanusiaan yang normal.

Dan Allah Swt. pun telah mengingatkan kepada orang-orang yang beriman untuk tidak mengikuti perbuatan yang telah dilakukan oleh Bani Israil tersebut, sebagaimana Firman-Nya :

" Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk menundukkan hati mereka dalam mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik."  (Q.S. al-Hadiid: 16)

 

Hati yang keras merupakan sebuah kesengsaraan bagi pemilknya, Rasulullah saw. pernah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bazzar, yang diterima dari Anas r.a.: "Ada empat perkara yang termasuk kesengsaraan: Kejumudan mata (tidak pernah menangis karena Allah), kekerasan hati, panjang angan-angan, dan tamak kepada dunia".

Begitu pun secara fisik-organis, apabila hati manusia yang terletak pada rongga perut kanan bagian atas, dengan bobot berkisar antara 1200 gram sampai 1600 gram. Dan mempunyai fungsi sebagai "pabrik" pengolah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Apabila hati manusia tersebut terkena penyakit, mulai dari peradangan hati, kemudian terjadi pengerasan hati yang disebut Sirosis Hati, dan apabila sel-sel hati telah rusak, maka sel-sel tersebut tidak dapat kembali normal. Dan akhirnya dapat menjadi kanker hati yang berakibat fatal dan berakhir dengan datangnya ajal.

Kemudia Allah Ta`ala membandingkan dengan kekerasan batu yang bersifat kebendaan. Batu merupakan benda padat, tetapi kepadatan tersebut masih terdapat liang-liang atau pori-pori. Keadaan liang-liang atau pori-pori batuan tersebut dapat dilewati air, juga membantu menentukan kandungan air di dalam tanah. Liang-liang tersebut dapat berupa ruang-ruang antara kerikil–kerikil dan batuan dalam deposit-deposit kerikil dan pasir ataupun antara butiran dalam batu nyang jadi keras atau dikeraskan.

Celah–celah dan belahan dapat dihasilkan oleh pemecahan batuan keras yang getas, seperti batu pasir, kuarsit, batu tulis, dan granit. Celah-celah dapat terbentuk di batuan seperti batu kapur sementara air yang merembes secara lambat melarutkannya. Oleh karenanya, terdapat lebih banyak air di dunia dari pada yang dapat kita lihat di lautan-lautan, danau-danau, empang-empang, dan di sungai-sungai. Banyak air terkandung dalam pori-pori dan dalam celah-celah tanah dan batuan di bawah permukaan bumi. Air tanah atau air di bawah permukaan bumi ini, sebagaimana sebutannya, menjadi sumber mata air, anak sungai, serta sungai dan mengisi sumur-sumur. Jika tidak terdapat air tanah, beberapa sungai akan kering, kecuali setelah terjadi suatu hujan lebat atau segera setelah salju meleleh. Itulah barang kali yang dimaksud Allah Ta`ala dengan:

......"padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, kerena takut kepada Allah......."  (Q.S. al-Baqarah [2]: 74)

Sekeras-kerasnya batu masih memiliki rasa takut kepada Allah dan ber-tasbih kepada-Nya sehingga dapat memberikan manfaat yang luar biasa besarnya kepada penghuni bumi ini. Tetapi, apabila hati manusia menjadi keras, bukan hanya tidak akan memberikan manfaat dan malah akan menimbulkan madarat bagi manusia lain dan lingkungan hidupnya. Madaratnya akan menyeluruh, meliputi berbagai aspek kehidupan; aspek akidah, akan muncul aliran-aliran sesat dan menyesatkan; aspek ibadah, akan lahir bid'ah-bid'ah; sedangkan pada aspek muamalah, merebaknya praktek-praktek korupsi, manipulasi, pembalakan hutan, perjudian, pelacuran, dan hal lain yang merendahkan harkat martabat manusia itu sendiri.

Manusia yang telah memiliki hati yang mengeras, sungguh mereka telah menjadi budak-budak setan. Mereka mengira perbuatan yang dilakukan adalah sesuatu yang baik sehingga mereka asyik bergelimang dengan dunia maksiatnya. Maka, hanya dengan hidayah Allah saja-lah mereka akan kembali kepada Qolbun Salim  (hati yang disinari cahaya keimanan).

"Apakah orang yang dikelabui setan sehingga perbuatan jahatnya selalu nampak baik, sama dengan yang mampu melihatnya dengan benar?  Sungguh, Allah membiarkan sesat orang yang Ia kehendaki dan menunjukkan orang yang dikehendaki .... " (Q.S. Faathir [35]: 8)

WALLAHUA`LAMBISHAWWAB

 

Yuk, bantu selamatkan sesama dengan infak di link ini Infak Kesehatan Umat

 

 

Penulis: dr. Harry Rayadi, MARS
Tags: #sehat hati

Berita Lainnya

Mitra LAZ Persatuan Islam
WhatsApp