Banyak orang yang mengetahui tentang perjuangan dan kesabaran nabi Nuh menyeru kepada kaumnya agar bertauhid dan tak menyebutkan Allah dengan suatu apapun. Namun, di antara sifat mulia nabi Nuh yang tak sering diceritakan para dai adalah tentang sifat bersyukurnya kepada Allah.
Nabi Nuh sejatinya adalah nabi yang sangat sering bersyukur kepada Allah. Bahkan Alquran pun secara eksplisit menyebutkannya.
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍۗ اِنَّهٗ كَانَ عَبْدًا شَكُوْرًا
Artinya: “(Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh, sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (Alquran surat Al Isra ayat 3).
Ada sebuah riwayat yang menyebut bahwa Nabi Nuh selalu memanjatkan syukur setiap pagi. Nabi Nuh membaca:
سُبْحَانَ اللّٰهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَ حِيْنَ تُصْبِحُوْنَ وَلَهُ الْحَمْدُ فِى السَّمٰوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْنَ
Subhanallahi hiyna tumsuna wa hiyna tusbihun walahul hamdu fissamawati wal Ardhi wa'asyiyan wahiyna tudzhiruun.
عَنْ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّمَا سَمَّى اللّٰهُ تَعَالَى نُوْحًا عَبْدًا شَكُوْرًا لِأَنَّهُ كَانَ إِذَا أَمْسَى وَأَصْبَحَ قَالَ: سُبْحَانَ اللّٰهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَ حِيْنَ تُصْبِحُوْنَ وَلَهُ الْحَمْدُ فِى السَّمٰوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْنَ. (رواه ابن مردويه)
Artinya: Diriwayatkan Mu’aż bin Anas Al-Juhaniy bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya Allah menamakan Nuh sebagai hamba yang sangat mensyukuri nikmat Allah karena apabila telah datang waktu sore dan pagi hari, dia berkata, Mahasuci Allah ketika kamu berada di waktu sore dan di waktu Subuh dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan bumi ketika berada di petang hari dan ketika kamu berada di waktu Zuhur.” (Riwayat Ibnu Mardawaih).
Lebih-lebih itu, tanda bahwa nabi Nuh sering bersyukur bahwa ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa nabi Nuh selalu memuji Allah setiap kali mengenakan baju dan makan.
كَانَ نُوْحٌ إِذَا لَبِسَ ثَوْبًا أَوْ طَعِمَ طَعَامًا حَمِدَ اللّٰهَ تَعَالَى فَسُمِيَّ عَبْدًا شَكُوْرًا (رواه ابن جرير الطبري والبيهقي والحاكم عن سلمان الفرسي)
Artinya: “Apabila Nabi Nuh telah mengenakan baju dan menyantap makanan, dia memuji Allah swt. Maka dinamakanlah dia “hamba yang sangat mensyukuri nikmat Allah.” (Riwayat Ibnu Jarir at Thabari, al-Baihaqi, dan al-Hakim dari Salman al-Farisi).
Peringatan Nabi Nuh...
Nabi Nuh sudah berulang kali memberikan peringatan dengan berbagai cara kepada kaumnya. Ahli sejarah mencatat dakwah nabi Nuh kepada kaumnya selama 950 tahun.
Tetapi mereka mencemooh nabi Nuh, bahkan menganggapnya gila. Dari lamanya dakwah nabi Nuh tersebut justru menggambarkan begitu sabarnya nabi Nuh dalam berdakwah. Ia tak putus asa meskipun terus-menerus dicemooh oleh kaumnya. Tetapi kaum nabi Nuh sudah melewati batas.
Nahi Nuh sebenarnya diberitahu oleh Allah bahwa kaumnya yang beriman tidak akan bertambah lagi. Dan kaumnya yang tidak beriman akan tetap berada dalam kekufuran. Sebagaimana termaktub dalam Alquran surat Hud ayat 36:
وَأُوحِىَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلَّا مَن قَدْ ءَامَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
Artinya: “Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.”
Nabi Nuh pun kemudian menyerahkan kaumnya yang berbuat melampaui batas kepada Allah. Doa nabi Nuh itu termaktub dalam Alquran al Karim tepatnya pada surat Nuh ayat 26-27.
وَقَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَرْضِ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ دَيَّارًا
Dan Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (ayat 26)
اِنَّكَ اِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوْٓا اِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
“Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur” (ayat 27).
Kemudian Allah SWT mengabulkan doa nabi Nuh. Semua kaum yang ingkar binasa diterjang banjir dahsyat.
Para peneliti berbeda pendapat tentang banjir yang terjadi pada zaman nabi Nuh. Sebagian berpendapat bahwa banjir pada masa nabi Nuh terjadi di seluruh bumi.
Sebagian lainnya berpendapat bahwa banjir terjadi hanya di wilayah tempat kaumnya nabi Nuh. Sedangkan kaum nabi Nuh yang beriman selamat dengan menaiki bahtera yang dibuat nabi Nuh.
Sumber : republika
Teruskan kebaikan yuuuk!
Tunaikan infaknya di sini
Penulis: Rani Nurul Hudayanti
Tags:
kisahteladan
sedekah
nabi
nabi nuh