Waspadai Bahaya Kesenjangan Sosial yang Terlampau Jauh


Penulis: Hafidz Fuad Halimi
03 Sep 2025
Bagikan:
By: Hafidz Fuad Halimi
03 Sep 2025
424 kali dilihat

Bagikan:

lazpersis.or.id - Indonesia, negeri dengan sejuta pesona dan kekayaan alam yang melimpah, kini tengah berdiri di persimpangan jalan. Di satu sisi, kita melihat gedung-gedung pencakar langit menjulang, gemerlap kemewahan yang menyilaukan, dan teknologi yang terus berkembang pesat. Namun, di sisi lain, kita juga menyaksikan wajah-wajah penuh kegelisahan, lapisan masyarakat yang masih berjuang keras untuk sekadar bertahan hidup, sampai generasi muda yang dihimpit oleh ketidakpastian masa depan.

Huru-hara yang melanda bangsa ini bukan hanya tentang konflik politik, tetapi juga tentang kesenjangan sosial, ketidakadilan ekonomi, maraknya pengangguran, hingga hilangnya rasa saling percaya antarwarga. Sementara sebagian kecil menikmati kemewahan dan kemudahan, jutaan rakyat lainnya harus berjibaku dengan kebutuhan dasar, harga pangan yang melambung, sulitnya mencari pekerjaan yang layak, ditambah beban pajak yang dirasa memberatkan. Fenomena itu kita kenal dengan istilah kesenjangan sosial.

Kesenjangan sosial adalah perbedaan yang mencolok antara individu atau kelompok dalam masyarakat, baik dari segi pendapatan, pendidikan, pekerjaan, kesehatan, maupun akses terhadap fasilitas umum. Sederhananya, kesenjangan sosial terjadi ketika ada kelompok masyarakat yang hidup berkelebihan dan dapat menikmati berbagai fasilitas sementara kelompok lainnya hidup kekurangan dan sulit memenuhi kebutuhan dasarnya.

Analogi paling nyata,  misalnya ada masyarakat yang tinggal di perumahan mewah, punya mobil, dan mudah mendapatkan akses pendidikan berkualitas. Di sisi lain, banyak masyarakat yang hidup di daerah kumuh, sulit mendapatkan pekerjaan, serta akses pendidikan dan kesehatannya sangat terbatas. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Seperti itulah mudahnya memahami kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.

Kesenjangan sosial ini sering menjadi salah satu penyebab berbagai persoalan sosial di suatu negara. Semakin jauh jurang kesenjangan itu terjadi, semakin berpotensi memunculkan berbagai persoalan dan konflik di tengah masyarakat.

Salah satu pakar yang membahas kesenjangan sosial adalah Soerjono Soekanto, seorang sosiolog Indonesia terkemuka. Menurut Soerjono Soekanto:

“Kesenjangan sosial adalah kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup antarindividu atau antarkelompok dalam masyarakat, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun kesempatan.”

Soerjono menekankan bahwa kesenjangan sosial bukan hanya soal uang dan kekayaan, tetapi juga menyangkut kesempatan. Misalnya:

  • Akses pendidikan yang tidak merata membuat sebagian orang sulit mendapatkan pekerjaan yang layak.
  • Akses kesehatan yang rendah membuat sebagian masyarakat lebih rentan terhadap penyakit.
  • Kurangnya kesempatan mendapatkan modal membuat usaha masyarakat kecil semakin sulit berkembang.

Dengan kata lain, kesenjangan sosial bukan hanya tentang perbedaan kondisi ekonomi, tetapi juga perbedaan peluang dalam meraih kehidupan yang lebih baik.

Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya kesenjangan sosial, antara lain:

  • Perbedaan akses pendidikan dan pekerjaan.
  • Distribusi kekayaan yang tidak merata.
  • Kebijakan pemerintah yang kurang tepat sasaran.
  • Perbedaan kondisi wilayah (perkotaan vs pedesaan).
  • Kemajuan teknologi yang tidak bisa diikuti oleh semua lapisan masyarakat.

Jika tidak segera diatasi, kesenjangan sosial yang semakin melebar dapat menimbulkan persoalan serius. Persoalan nyata dan pasti akibat kesenjangan sosial ialah meningkatnya angka kemiskinan.

Fenomena yang kaya harta semakin kaya dan yang miskin semakin miskin sangat rentan melahirkan kecemburuan sosial sehingga berpotensi melahirkan konflik antar kelompok masyarakat, seperti maraknya pencurian, perampokan, penjarahan, pembegalan, bentrokan antar kelompok, kerusuhan, sampai muncul sentimen terhadap orang-orang berpunya.

Ketika kekecewaan masyarakat terhadap situasi yang sedang melanda berada di titik puncak, maka gelombang perlawanan akan dianggap sebagai solusi. Di titik inilah potensi konflik semakin tinggi karena situasi yang terjadi tidak kunjung membaik atau bahkan semakin memunculkan sikap pesimisme. Masyarakat merasakan bahwa orang-orang kaya semakin kaya sedangkan kaum miskin semakin tertutup peluang memperbaiki kondisi hidupnya.

Jika terlambat diperbaiki, secara makro, kesenjangan sosial yang semakin lebar bisa menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, bijak kiranya pemerintah berupaya memangkas kesenjangan sosial melalui kebijakan yang tepat, cermat, dan penuh rasa empati. Ingatkan pula para pemangku kebijakan untuk menghindari perilaku yang bisa menyakiti perasaan publik.

Bagi umat Islam, segala persoalan dalam kehidupan solusinya ada dalam petunjuk yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala (al-Qur’an) dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (al-Hadis). Bahkan dalam mengatasi kensenjangan sosial, Islam sudah memformulasikan cara mengatasi, atau bahkan mencegahnya.

Islam memberikan solusi nyata dan berkeadilan untuk mengatasi masalah kesenjangan sosial ini, yakni melalui zakat, infak, dan sedekah. Ketiga amalan ini bukan hanya soal ibadah, tetapi juga mekanisme distribusi harta agar kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Zakat adalah kewajiban setiap Muslim mengeluarkan sebagian hartanya bagi kelompok masyarakat yang sudah ditentukan dengan ketentuan yang sudah ditetepkan. Melalui syariat zakat, harta tidak hanya berputar di kalangan orang kaya saja, melainkan juga tersalurkan ke mereka yang membutuhkan, sehingga kesenjangan antara kaya dan miskin semakin menyempit.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103)

Infak adalah pemberian sukarela dari sebagian harta untuk kepentingan umum, seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan fasilitas sosial, dan bantuan kemanusiaan. Dengan adanya infak, lebih banyak masyarakat mendapatkan akses yang setara terhadap layanan dasar sehingga kualitas hidup menjadi lebih merata.

Adapun sedekah, bisa dilakukan berupa uang, barang, tenaga, atau bahkan sekadar senyuman. Sedekah menumbuhkan empati dan solidaritas, membuat hubungan antaranggota masyarakat lebih harmonis. Jika kesadaran bersedekah meningkat, maka beban sosial masyarakat yang lemah akan lebih ringan, dan konflik akibat kecemburuan sosial bisa diminimalisasi.

Tegaknya kesadaran untuk berzakat, berinfak, dan bersedekah bukan hanya berdampak pada ibadah dan pahala, tetapi juga menjadi jalan efektif mengatasi kesenjangan sosial. Dengan harta yang dikelola dan didistribusikan secara adil, persoalan kemiskinan dapat dikurangi, solidaritas antarwarga tumbuh, dan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai.

Islam telah menyiapkan sistem yang sempurna untuk menciptakan situasi masyarakat yang kondusif, aman, tenteram, dan damai melalui syariat ibadah harta. Bukan untuk kepentingan Sang Pencipta, namun untuk kemaslahatan hidup manusia.

“Dalam setiap harta ada hak orang lain.” (QS. adz-Dzariyat: 19)

Ketika umat sadar dan mengamalkan ajaran ini, persoalan sosial dapat diurai, kesenjangan dapat dipersempit, dan kehidupan menjadi lebih seimbang. Betapa hebat Islam mengatur kehidupan ini. Tinggal implementasinya diistikamahkan dan dikuatkan. Apalagi jika didukung dengan kebijakan pemerintah.

Di tengah situasi ini, harapan masyarakat perlahan diuji. Apakah kita akan tetap terpecah oleh perbedaan, ataukah justru bersatu untuk saling menguatkan? Indonesia adalah rumah kita bersama, dan masa depan negeri ini tak akan berubah jika kita hanya diam. Dibutuhkan empati, kepedulian, dan gotong royong agar luka sosial ini tak semakin melebar. Kuatkan gerakan zakat agar membudaya di tengah-tengah masyarakat.

Mungkin kita tak bisa menyelesaikan semua masalah sekaligus, tetapi kita bisa memulai dari satu hal kecil, yakni membuka mata, membuka hati, dan saling bergandeng tangan. Karena pada akhirnya, Indonesia bukan hanya tentang mereka yang berkuasa, tetapi tentang kita semua yang hidup dan bernaung di bawah bendera yang sama. Umat Islam harus hidup aman, tenteram, nyaman, dan damai dengan syariat yang sudah ditetapkan Allah dalam al-Qur’an dan as-Sunah.

Yuk, tunaikan zakat secara mudah melalui link ini: Link Bayar Zakat 

Bantu dan lindungi sesama melalui program-program di link ini: Link Infak & Sedekah 


Baca Juga:

LAZ PERSIS Kambali Raih Penghargaan di BAZNAS Awards 2025

Akuntabel dan Transparan Kelola Dana Umat, LAZ PERSIS Kembali Raih Opini WTP 

Dari Usaha Keripik Pisang Menuju Kemandirian Ekonomi

 

Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags: lazpersis Sosial miskin kesenjangan sosial

Berita Lainnya

Mitra LAZ Persatuan Islam
WhatsApp