UNGKAPAN ini sering kali kita dengar dari pembicara-pembicara yang berbicara di depan audiences. Yang sebenarnya kalau kita tafsirkan ia punya maksud yang lebih dari satu.
Jika dua ribu ini di posisi orang yang berduit, yang selalu mencari recehan untuk diberikan (disedakahkan, diinfakkan atau semacamnya), maka dua ribu rupiah adalah sebuah pengorbanan yang tak sebanding dengan apa yang ia harapkan, yaitu berupa balasan surga.
Kita tidak berfokus pada katq “sebanding” dulu, sebab tak ada hal apa pun di dunia ini yang sebanding dengan nikmat Allah, lebih-lebih adalah surganya Allah Subhanahu wata’ala.
Dua ribu rupiah di tangan orang yang mudah mendapatkannya memang dianggap hal yang tak seharusnya ia lakukan, jika penghasilan bulanannya adalah gaji UMR atau pun pengusaha, pedagang yang omsetnya bisa ratusan juta perbulan.
Maka dua ribu rupiah di tangan mereka kita pandang sebagai nilai yang sangat rendah dan tak selayaknya diberikan kepada orang lain jika ia berharapan dapat balasan yang jauh lebih besar dibanding itu, meskipun ia ikhlas.
Benar janji Allah satu kebaikan nilainya filipatkan sepuluh kali lipat dan kelipatan ganda lainnya, namun dua ribu rupiah memang pantas dipertanyakan keseriusannya dalam berharapa, surga?
Berbeda dengan yang sehari mungkin cuma makan sekali bahkan tidak pernah akan nasi dalam seminggu, hanya makan roti tawar dengan cara berhemat atau menunggu santunan dan hajatan orang lain. Maka dua ribu rupiah adalah nilai yang besar! Meskipun mereka tidak ikhlas.
Oleh karena itu, dua ribu rupiah tidaklah bisa disamaratakan nilainya dengan yang berduit.
Masalahnya, kita tidak tahu mana yang benar-benar berduit atau tidak? Sebab zaman ini, yang kelihatannya sederhana, ternyata kaya raya, hanya saja ia tidak menampakkannya.
Maka pembicara-pembicara di depan menghukumi secara dzhahir saja untuk kemudian pendengar menilai mana yang dimaksud, tinggak disesuaikan dengan fakta dilapangan. Tentu yang kita ketahui hanyalah orang-orang sekitar kita saja, takkan mungkin kita intip-intip gerak gerik anggota DPR RI.
Maka harapannya, bagia yang berduit, cobalah mudah tangan memberikan minimal seratus ribu untuk setiap kesempatan. Jangan pelit, Allah Maha Melihat, tetangga juga pengamat, hati-hati jika berbuat, setidaknya siapkanlah yang angka nolnya lebih dari empat. []
Sumber : islampos
SEDEKAH MEMBAWA BERKAH KLIK DISINI
BACA JUGA HANDPHONE, Handphone dan Handphone…
Penulis: Rani Nurul Hudayanti
Tags:
zakat
infaq
sedekah
amal