lazpersis.or.id - Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan fisik atau perkembangan jasmaniah. Dalam pertumbuhan tersebut, terdapat tahapan-tahapan perkembangan dengan melalui fase yang panjang dari masa bayi hingga berakhir dengan mati. Fase-fase itu adalah fase bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan fase usia tua. Semua fase ini pasti akan dilalui oleh semua manusia, kecuali orang-orang yang Allah Azza wa Jalla takdirkan ajal mereka datang terlebih dahulu, sebelum mereka melewati semua tahapan di atas. Semua fase akan juga dialami oleh setiap orang tanpa mampu menunda, menolak atau melawannya. Demikian ini sudah menjadi salah satu sunnatullah. Tidak ada seseorang yang akan terus dalam satu fase secara terus-menerus. Ringkasnya, tidak mungkin seseorang akan berwujud bayi yang menyusu selama ia hidup di dunia ini, tanpa mengalami perkembangan menuju fase berikut. Ini tidak mungkin. Inilah sebuah berita yang haq dari Allâh Azza wa Jalla yang juga dapat kita lihat realitasnya, mengenai fase hidup yang dialami manusia di muka bumi yang berakhir dengan kematian pada ajal yang telah ditentukan.
Marhalah syaikhûhah (masa tua) merupakan fase terakhir yang akan dihadapi dan dialami manusia. Fase ini telah disinggung dalam al-Qur`ân pada Surat Al-Mukmin (40) ayat 67.
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ مِنْ قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup) sampai tua. Di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”
Mengenai batasan usia tua, Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Syaikh (orang yang tua) adalah orang yang telah melewati 40 tahun”. Berdasarkan ini, maka siapa saja yang telah melewati usia 40 tahun hingga akhir hayatnya, ia telah berada dalam fase terakhir kehidupannya. Kehidupan manusia akan berakhir umumnya pada kisaran usia 60 hingga 70 tahun. Sebagaimana Hadits Rasul shallallu ‘alaihi wasallam,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “أَعْمَارُ أُمَّتـِيْ مَا بَيــْنَ سِتِّيْنَ وَسَبْعِيْنَ. وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa sesungguhnya Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Usia umatku (umat Islam) antara 60 hingga 70 tahun. Dan sedikit dari mereka yang melewatinya”. (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah. ShahîhulJâmi’ 1073)
Jika umur manusia dipanjangkan sampai 60 tahun maka sudah tidak memiliki udzur lagi untuk meninggalkan ketaatan, dan mengerjakan yang haram, tapi sudah selayaknya bertaubat dan khusuk karena dekatnya kepada kematian. Usia ini sudah merupakan penangguhan dari Allah sebagai kasih sayangnya kepada hamba-Nya, agar manusia bisa berpindah dari kejahiliyahan kepada keilmuan dan keimanan. Pada hadis ini terdapat isyarat bahwa usia 60 tahun itu merupakan ciri akan dekatnya ajal.
Saat fase ini mulai datang, kekuataan fisik sedikit demi sedi kit menyusut, ketajaman mata mulai berkurang sehingga dibutuhkan alat bantu untuk melihat, daya ingat menurun dan kulit mengendur serta guratan-guratan tanda penuaan pun muncul. Rambut-rambut putih sedikit demi sedikit menghiasai kepalanya. Penyakit-penyakit degeneratif pun banyak muncul pada fase ini. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
“Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya. Maka apakah mereka tidak memikirkannya?” (Q.S. Yaasiin 36: 68)
Maka, seyogyanya orang yang usianya sudah senja untuk memperbanyak amal saleh. Meskipun, para remaja dan anak-anak muda juga seharusnya demikian, karena manusia tidak tahu kapan ia akan meninggal. Karena sangat mungkin seorang pemuda meninggal pada usia mudanya atau ajalnya bisa juga tertunda hingga ia tua. Akan tetapi, orang yang sudah berusia senja, ia lebih dekat kepada kematian, lantaran telah menghabiskan banyak jatah usianya.
Usia senja bukanlah akhir perjalanan, melainkan masa terbaik untuk menenangkan jiwa dan memperbanyak bekal menuju keabadian. Di fase ini, setiap napas adalah kesempatan berharga untuk semakin dekat kepada Allah Ta’ala dengan memperhatikan amalan-amalan wajib, menjauhi larangan, serta menambah amal-amal sunnah yang ringan namun bernilai besar di sisi-Nya.
Mari jadikan masa ini sebagai waktu untuk menebar hikmah dan kebaikan — menasihati anak cucu agar istiqamah dalam iman, memperbanyak doa, dan menjaga hubungan dengan Sang Pencipta. Semoga Allah memudahkan kita semua untuk mengisi sisa umur dengan amal yang diterima, hati yang tenang, dan penutup hidup yang indah dalam ridha-Nya.
Karena sejatinya, usia senja bukan tentang melemah, tetapi tentang kembali dengan penuh makna. Melalui berbagai program pemberdayaan dan kepedulian lansia, LAZ PERSIS berkomitmen untuk terus mendampingi para lansia agar tetap produktif, berdaya, dan bahagia di usia senja mereka. Mari bersama kita dukung dan ringankan langkah mereka dengan doa, perhatian, serta sedekah terbaik.
Sahabat baik pun bisa berkontribusi dalam program bantu lansia melalui link ini: Infak Bantu Lansia
Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa melalui link ini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Program Semai Harapan Hadirkan Senyum Para Lansia di Gedung Sejuta Cinta
LAZ PERSIS Berbagi Keceriaan Bersama Lansia
Gaya Hidup Sehat untuk Keluarga Lansia, Sehat Bersama di Usia Emas!
Penulis: Najib Prassojo Ziyad, S.Sos
Tags:
lazpersis
amal
artikel islam
lansia