Kita sering mendengar penyebutan kata depresi. Namun, apakah kita sudah paham apa itu artinya? Apakah kita mengetahui apa saja gejalanya? Sudah tahukah kita bagaimana mencegah atau mengatasinya? Tahukah kita apa dampak terburuk dari depresi? Dan, sudah tahukah kita bagaimana Islam menyikapi depresi tersebut? Maka, ayo simak penjelasannya di sini!
Depresi adalah salah satu gangguan mental yang serius dan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan. Secara bahasa, depresi berasal dari bahasa Latin “deprimere” yang berarti “menekan” atau “merendahkan”. Dalam konteks umum, kata depresi sering digunakan untuk menggambarkan perasaan yang sangat sedih, tertekan, atau kehilangan semangat.
Dalam istilah medis dan psikologis, depresi adalah gangguan mental yang serius yang ditandai oleh perasaan sedih yang mendalam dan berkelanjutan, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari, kelelahan yang luar biasa, putus asa, serta berbagai gejala fisik dan emosional lainnya. Depresi mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak ditangani dengan baik, depresi dapat menyebabkan individu merasa bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaannya adalah dengan bunuh diri.
Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena bunuh diri akibat depresi semakin meningkat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa bunuh diri menjadi salah satu penyebab utama kematian di kalangan orang muda. Maraknya penggunaan media sosial, tekanan akademik, persoalan hubungan (keluarga, pertemanan, atau asmara), serta masalah keuangan (termasuk judi dan pinjaman online) menjadi beberapa faktor yang memperburuk kondisi mental banyak orang saat ini.
Ketahuilah bahwa Islam memandang kehidupan sebagai anugerah dari Allah Swt. yang harus dijaga dan dihormati. Bunuh diri, yang sering menjadi akhir tragis manusia depresi dianggap oleh ajaran Islam sebagai pengkhianatan terhadap karunia Allah sehingga dikategorikan sebagai dosa besar. Al-Qur'an dengan tegas melarang tindakan bunuh diri. Melalui berfirman-Nya:
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. an-Nisa, 4: 29)
Hadis Nabi Muhammad saw. juga menyebutkan bahwa bunuh diri merupakan perbuatan yang sangat dilarang dan akan membawa konsekuensi berat di akhirat kelak.
“Barang siapa yang menjatuhkan diri dari gunung hingga membunuh dirinya, maka ia akan menjatuhkan dirinya ke neraka Jahannam dan kekal di dalamnya selama-lamanya. Barang siapa yang meminum racun hingga membunuh dirinya, maka ia akan meminum racun itu di neraka Jahannam dan kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan ada di tangannya untuk menusuk perutnya di neraka Jahannam dan kekal di dalamnya selama-lamanya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Islam menawarkan beberapa solusi yang dapat membantu seorang hamba dalam mengatasi depresi dan menjaga kesehatan mentalnya, di antaranya:
Menguatkan hubungan dengan Allah melalui ibadah dan doa adalah cara utama dalam Islam untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Shalat, membaca al-Qur'an, zikir, dan perilaku ketaatan lainnya terbukti dapat memberikan ketenangan batin dan mengurangi beban pikiran. Upaya mendekatkan diri kepada Allah pun dapat menumbuhkan keyakinan bahwa setiap persoalan ada jalan keluarnya dan setiap hamba akan dibebankan persoalan sesuai dengan kemampuannya.
Islam secara esensi memiliki arti berserah diri kepada Allah Swt., termasuk saat menghadapi persoalan hidup. Makna Islam di dalamnya mengajarkan pentingnya sabar dalam menghadapi ujian hidup. Berserah diri kepada kehendak Allah dan menyadari bahwa setiap ujian adalah bagian dari takdir yang memiliki hikmah di baliknya dan dapat memberikan kekuatan untuk menghadapi masa-masa sulit di waktu-waktu selanjutnya.
Islam mendorong setiap Muslim untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain. Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas dapat memberikan rasa aman dan mengurangi perasaan kesepian. Jika diperlukan, terapi dan konseling dengan profesional juga bisa dilakukan.
Menjaga kesehatan fisik melalui olahraga, pola makan yang seimbang, dan istirahat yang cukup dapat berdampak positif pada kesehatan mental. Islam juga mengajarkan untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak tubuh dan pikiran.
Melakukan amal saleh seperti membantu orang lain dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dapat memberikan rasa kepuasan dan makna hidup. Aktivitas ini dapat mengalihkan pikiran dari masalah pribadi dan memberikan perasaan bahagia. Bahkan, banyak studi yang menyarankan untuk melakukan sedekah guna meraih ketenangan batin dan kebahagiaan hakiki.
Tak salah jika kewajiban utama dalam agama Islam adalah menimba ilmu. Memperdalam ilmu (terutama ilmu agama) dan pengetahuan umum dapat membantu individu memahami dan memaknai kehidupan dengan lebih baik. Kedalaman dan keluasan ilmu dapat membuka solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Depresi adalah kondisi yang serius dan membutuhkan penanganan yang tepat. Islam mengajarkan bahwa kehidupan adalah karunia yang harus dijaga dan mengharamkan bunuh diri. Dengan pendekatan spiritual yang kuat, dukungan sosial, pola hidup sehat, dan amal sholeh, Islam menyediakan solusi yang komprehensif untuk membantu individu mengatasi depresi. Setiap Muslim diajak untuk selalu bersabar, bertawakal kepada Allah, dan mencari bantuan ketika diperlukan, agar dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik dan bermakna. Sangat dianjurkan juga bagi setiap Muslim untuk terbiasa bersedekah guna terlepas dari jeratan depresi dan meraih kebahagiaan sejati dalam menjalani persoalan sehari-hari.
Mau sedekah rutin dan praktis? Yuk, tunaikan niat baik di link ini: Link Infak & Sedekah
Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa ditunaikan di link ini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Pentingnya Pendidikan dalam Membangun Nilai-Nilai Kemanusiaan (Bagian 1)
Pentingnya Pendidikan dalam Membangun Nilai-Nilai Kemanusiaan (Bagian 2)
Cobaan dan Ujian Hidup Tak Menyurutkan Inayah untuk Menyelesaikan Pendidikannya
Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags:
lazpersis
artikel islam
depresi
psikologi