Indonesia Mengalami Deflasi Beruntun: Apa Itu Deflasi dan Bagaimana Memahaminya?


Penulis: Hafidz Fuad Halimi
08 Oct 2024
Bagikan:
By: Hafidz Fuad Halimi
08 Oct 2024
839 kali dilihat

Bagikan:

Selama beberapa bulan terakhir, Indonesia menghadapi situasi ekonomi yang tidak membuat nyaman perekonommian banyak orang, yakni deflasi berturut-turut. Bagi banyak orang, istilah deflasi mungkin terdengar asing. Kita sering mendengar tentang inflasi, yaitu naiknya harga barang dan jasa. Namun ketahuilah bahwa deflasi adalah kebalikannya. Apa sebenarnya deflasi dan mengapa hal ini penting untuk kita pahami?

Apa Itu Deflasi?

Secara sederhana, deflasi adalah penurunan umum harga barang dan jasa dalam suatu periode waktu. Jadi, jika inflasi membuat harga-harga melonjak, deflasi justru menurunkannya. Dalam kondisi deflasi, daya beli uang kita meningkat—artinya, dengan jumlah uang yang sama, kita bisa membeli lebih banyak barang daripada sebelumnya.

Namun, meskipun terlihat menguntungkan, deflasi sebenarnya bisa menjadi tanda peringatan dalam perekonomian. Penurunan harga yang berlangsung terus-menerus bisa mencerminkan lemahnya permintaan atau konsumsi dalam masyarakat, yang bisa berdampak buruk bagi perekonomian secara keseluruhan.

Mengapa Deflasi Terjadi?

Untuk memahami deflasi dengan lebih mudah, bayangkan sebuah toko roti. Dalam kondisi normal, roti laku dijual dengan harga Rp10.000 per buah. Jika tiba-tiba terjadi deflasi, harga roti mungkin turun menjadi Rp8.000. Penurunan ini bisa terjadi karena banyak faktor, salah satunya penurunan permintaan. Mungkin orang-orang tidak lagi membeli roti sebanyak sebelumnya, sehingga stok menumpuk di toko. Akibatnya, si penjual harus menurunkan harga agar roti tetap laku terjual.

Namun, jika penurunan harga ini terjadi di berbagai sektor—bukan hanya roti tetapi juga barang-barang lain seperti elektronik, pakaian, bahkan layanan jasa—ini adalah tanda deflasi sedang berlangsung.

Apa Dampaknya?

Walaupun harga yang lebih rendah mungkin terdengar seperti kabar baik bagi konsumen, deflasi bisa mempengaruhi perekonomian secara negatif. Mengapa? Karena jika harga barang dan jasa terus menurun, produsen atau perusahaan bisa merugi. Jika mereka tidak mampu menjual produk dengan harga yang menguntungkan, mereka mungkin akan mengurangi produksi, memberhentikan pekerja, atau bahkan tutup.

Coba bayangkan ini dalam bentuk simulasi kecil. Anda memiliki bisnis kecil yang menjual pakaian. Anda biasanya menjual baju seharga Rp100.000 per potong. Namun, saat deflasi terjadi, Anda terpaksa menurunkan harga menjadi Rp70.000 karena sedikit orang yang mau membeli. Namun, dengan harga jual tersebut, Anda tidak bisa menutupi biaya produksi, apalagi mendapatkan keuntungan. Anda mungkin harus mengurangi gaji karyawan atau mengurangi jumlah produksi. Jika situasi ini berlangsung terlalu lama, perusahaan Anda bisa bangkrut.

Deflasi di Indonesia: Apa yang Sedang Terjadi?

Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia mencatat deflasi berturut-turut. Ini berarti, secara umum, harga-harga barang dan jasa mengalami penurunan. Beberapa faktor penyebabnya bisa berupa penurunan daya beli masyarakat dan lesunya aktivitas ekonomi di masa pemulihan pasca pandemi, bisa juga karena terdampak kondisi global, atau bahkan karena disorientasi kebijakan ekonomi nasional. Ini menjadi perhatian bagi pemerintah dan pelaku ekonomi, karena meskipun harga turun, daya beli yang lemah tetap bisa menghambat pemulihan ekonomi nasional.

Bagaimana Kita Harus Menyikapinya?

Menghadapi deflasi, penting bagi kita untuk tetap bijak dalam mengelola keuangan. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

  1. Jangan menunda pembelian penting: Ketika deflasi berlangsung, ada kecenderungan orang menunda pembelian dengan harapan harga akan terus turun. Namun, hal ini justru bisa memperburuk keadaan ekonomi secara keseluruhan. Namun, tetap bijak dalam menentukan prioritas barang yang akan kita beli.
  2. Bijak dalam berinvestasi: Kondisi deflasi sering kali membuat investasi menjadi lebih menantang. Pastikan untuk mempelajari situasi ekonomi secara mendalam sebelum membuat keputusan investasi besar.
  3. Tetap produktif: Deflasi bisa mengurangi lapangan kerja, tapi penting untuk terus meningkatkan kemampuan dan produktivitas agar tetap relevan di pasar tenaga kerja yang kompetitif.

Dalam ajaran Islam, kita diajarkan untuk bersikap bijaksana dalam mengelola harta dan bersyukur dalam segala kondisi. Rasulullah saw. pernah bersabda: "Bersikaplah sederhana dalam mencari rezeki, karena rezeki yang Allah tentukan itu sudah mencukupi." (HR. Tirmidzi). Ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu khawatir tentang fluktuasi ekonomi, baik inflasi maupun deflasi, dan tetap berusaha dengan tawakal kepada Allah Swt.

Dalam al-Quran, Allah berfirman: "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya." (QS. al-A’raf: 56). Ayat ini mengingatkan kita bahwa stabilitas ekonomi dan sosial adalah bagian dari kebaikan yang harus dijaga, dan kita harus selalu berhati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut, termasuk dalam hal ekonomi.

Deflasi bukanlah hal yang sederhana meskipun harga turun. Di baliknya, ada tantangan besar bagi perekonomian, seperti menurunnya daya beli dan lesunya aktivitas ekonomi. Sebagai masyarakat, penting untuk tetap waspada dan bijak dalam mengelola keuangan di saat seperti ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang deflasi, kita dapat lebih siap menghadapi dampak yang mungkin muncul dan tetap mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dalam setiap keadaan.

Yuk, manfaatkan keberpunyaan kita dengan berbagi dengan sesama di link ini: Link Berbagi Sesama

Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa melalui link ini: Link Bayar Zakat


 

Baca Juga:

8 Ciri Pemimpin yang Adil dalam Ajaran Islam

LAZ PERSIS Ambil Bagian dari Aksi Kolaborasi Internasional untuk Palestina

LAZ PERSIS Raih Predikat WTP ke-14 dalam Exit Meeting Audit Keuangan

 

 

Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags: lazpersis ekonomi #deflasi

Berita Lainnya

Mitra LAZ Persatuan Islam
WhatsApp