Kenapa Kita Wajib Membela Masjid Al-Aqsha dan Palestina?


Penulis: Rani Nurul Hudayanti
16 Nov 2023
Bagikan:
By: Rani Nurul Hudayanti
16 Nov 2023
1152 kali dilihat

Bagikan:

Persoalan masjid al-Aqsha dan Palestina bukan sekedar memperebutkan tanah atau lahan atau persoalan politik bangsa palestina semata-mata. Namun lebih jauh, persoalan masjid al Aqsha, baitul Maqdis dan bangsa Palestina adalah persoalan aqidah dan syariat bagi kaum muslimin. Berikut beberapa keutamaan secara aqidah dan syariat masjid al-Aqsha dan Palestina:

Pertama,  Baitul Maqdis adalah qiblat pertama kaum Muslimin. Sebelum Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan mengubah arah kiblat dari masjid Al-Aqsha Palestina ke Masjid Al-Haram di Mekkah.  Rasulullah Saw.  menunaikan shalat menghadap Masjid Al-Aqsha sewaktu berada di Mekkah sebelum Hijrah hingga hijrah ke Madinah, dalam kurun waktu 16 bulan. Kemudian atas perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala beliau shalat menghadap Ka’bah (Masjid Al-Haram) di Mekkah. Di dalam hadits disebutkan sebagai berikut : Dari Al-Bara bin ‘Azib berkata, “Saya shalat bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghadap ke arah Baitul Maqdis selama enam belas bulan, sampai turun ayat di dalam Surah Al-Baqarah wahaitsu ma kuntum fawallau wujuhakum syatroh…” (H.R. Bukhari).

Kedua, Masjid al-Aqsha adalah masjid mulia Muslimin yang ketiga. Kaum Muslimin tidak akan rela melepaskan haknya di Al-Quds sedikitpun ; tak ada tawar-menawar untuk eksistensi Al-Quds.  Dalam salah satu haditsnya, Rasulallah SAW bersabda, “Janganlah (kalian) mengkhususkan melakukan perjalanan (jauh) kecuali menuju tiga masjid, (yaitu) Masjidil Haram (Mekkah), Masjidku (masjid Nabawi Madinah), dan masjid al-Aqsha (Palestina)”.  (H.R. Bukhari-Muslim).

Ketiga,  Tempat Nabi melakukan Mi’raj. Dalam sebuah ahdis diungkapkan,   “Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farruh, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, telah menceritakan kepada kami Tsabit al-Bunani dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Didatangkan kepadaku Buraq, seekor tunggangan putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih rendah dari baghal (keledai keturunan kuda), ia berupaya meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya. Setelah menungganginya, maka Buraq itu berjalan membawaku hingga sampai ke Baitul Maqdis. Aku ikat (tambat) tunggangan itu di tempat para Nabi biasa menambatkan tunggangan mereka. Lalu aku masuk dan menunaikan shalat dua raka’at di dalamnya. Setelah itu aku keluar dan disambut oleh Jibril dengan secawan arak dan susu. Ketika aku memilih susu, maka Jibril berkata: “Engkau telah memilih fitrah (yaitu Islam dan istiqamah)” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Keempat, Dilipatgandkan pahala shalat di masjid al-Aqsha. Para sahabat dan generasi salaf  mereka begitu kuat memegang prinsip tentang kemuliaan Masjid al-Aqsa sebab dilandasi keimanan yang kokoh. Telah diriwayatkan dari Maimunah, wanita budak yang dimerdekakan oleh Nabi SAW, sesungguhnya dia berkata, “Wahai  Rasulullah, berilah fatwa kami tentang Baitul Maqdis”. Nabi bersabda, “Datangilah dan shalatlah di sana. Bila engkau tidak bisa datang ke sana untuk menjalankan shalat di dalamnya, maka kirimkan minyak untuk menerangi lampu-lampunya”. (HR Abu Dawud). Ketika Rasulallah SAW menjelaskan keutamaan Masjid al-Aqsa, beliau membandingkannya dengan Masjid Nabawi. Rasulallah SAW berkata, “Shalat di masjidku ini lebih utama dibandingan empat kali shalat di dalamnya (Masjid al-Aqsha)….”

Kelima, Tempat Kemenangan umat Islam dan Akhir Zaman dimana nabi Isla akan turun dan membunuh dajjal. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw.: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan Yahudi, maka kaum Muslimin berhasil membunuh mereka sehingga Yahudi bersembunyi di balik pohon dan batu. Lalu batu atau pohon itu berkata : Wahai Muslim.. Wahai Abdullah… ini Yahudi sembunyi di belakangku, maka segera bunuh dia, kecuali gharqad, karena ia adalah pohon (dari orang) Yahudi” (HR. Muslim).

Keenam, Bait al-Maqdis sebagai tempat para nabi dan mujahidin. Dalam sejarah disebutkan, di sekitar kawasan Masjid al-Aqsha inilah para nabi dimakamkan. Antara lain, Nabi Ibrahim, Syu’aib, Musa, Dawud, Yunus, Sulaiman, dan beberapa sahabat Nabi seperti Salman Al-Farisi, Ubadah bin Shamit, dan para mujahidin lainnya.

Sumber : Dr. Latief Awaludin, MA, ME (Bidgar Zakat)

 

LAZ PERSIS pun masih membuka peluang bagi siapa pun yang ingin menitipkan tanda cintanya untuk rakyat Palestina yang tertindas. Hal tersebut mengingat masih besarnya kebutuhan untuk bertahan rakyat Palestina di masa kritis.

Bagi yang hendak menitipkan infak kemanusiaan untuk Palestina, bisa ditunaikan melalui rekening:

BSI 7112222507 a.n. LAZ PERSIS

Bantuan pun bisa ditunaikan secara langsung melalui Link ini.

Baca Juga: KOMITMEN PERSIS UNTUK GAZA PALESTINA

Penulis: Rani Nurul Hudayanti
Tags: gaza save palestine Genosida

Berita Lainnya

Mitra LAZ Persatuan Islam
WhatsApp