Khutbah Jumat: Keutamaan Orang yang Gemar Berbagi Makanan


Penulis: Hafidz Fuad Halimi
13 Feb 2025
Bagikan:
By: Hafidz Fuad Halimi
13 Feb 2025
565 kali dilihat

Bagikan:

Khutbah Pertama

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره،
ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
أما بعد،

فيا أيها الحاضرون، أوصيكم ونفسي بتقوى الله، فقد فاز المتقون،

فقال الله تعالى:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (الأحزاب: 71)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kalimat puja senantiasa milik Allah Azza wa Jalla. Kalimat puji hanya milik Allah Rabbul Izzati.

Dengan limpahan kasih sayangnya, Allah masih menganugerahi kita kesempatan untuk melaksanakan berbagai ketaatan hingga kita bisa sampai di sini untuk menunaikan kewajiban Shalat Jum’at dalam kondisi sehat wal afiat.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa-apa yang dilarang Allah.

Salah satu bentuk ketakwaan yang sangat dianjurkan dalam Islam adalah memberi makan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan, terutama kepada mereka sedang lapar.

Islam itu agama yang luar bisa perhatiannya terhadap kondisi kehidupan sosial manusia.

Islam sangat menekankan kepedulian sosial dan saling berbagi sebagai bentuk ibadah yang besar dampak dan pahalanya.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (Q.S. al-Insan: 8)

Dalam ayat ini, Allah menggambarkan sifat orang-orang yang beriman dan bertakwa.

Orang yang bertakwa tidak hanya menunaikan ibadah secara pribadi, tetapi juga peduli terhadap sesama dengan memberi makan kepada mereka yang membutuhkan.

Bahkan, mereka memberikan makanan terbaik yang mereka sukai, bukan sekadar memberi yang tersisa atau tidak mereka inginkan.

Bahkan Rasulullah bersabda:

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ

“Tidaklah beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya.” (H.R. al-Bukhari dalam Adabul Mufrad dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa iman seseorang belum sempurna jika ia tidak peduli terhadap keadaan saudaranya yang kelaparan.

Rasulullah menjadikan perhatian kepada sesama sebagai tolok ukur kesempurnaan iman seorang Muslim.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Seorang muslim yang terbiasa memberi makan saudaranya, terutama saudaranya yang kekurangan dan kelaparan, mereka itulah orang-orang yang akan dimuliakan oleh Allah.

Mereka itulah yang keimanannya terverifikasi dengan perbuatan yang nyata.

Orang yang gemar memberi makan saudaranya yang lapar akan mendapat keutamaan yang luar biasa, di antaranya:

  1. Mendapatkan kasih sayang Allah.
    Rasulullah bersabda:

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ

“Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Penyayang).” (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)

  1. Dimasukkan ke dalam surga.
    Dalam hadits Rasulullah bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahim, dan shalatlah di waktu malam ketika manusia sedang tidur, maka kamu akan masuk surga dengan selamat.” (H.R. Ibnu Majah)

  1. Mendapatkan keberkahan harta dan rezeki.
    Rasulullah bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidak akan mengurangi harta.” (H.R. Muslim)

Banyak orang berpikir bahwa memberi kepada orang lain akan mengurangi harta mereka.

Padahal dalam Islam, sedekah justru menambah keberkahan dan mendatangkan rezeki yang lebih luas.

Baarokallahu lii wa lakum,

 

Khutbah Kedua

الحمد لله والشكر لله

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.

Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah,

Jika kita semua merenungi, sebetulnya siapakah yang paling diuntungkan antara pemberi dan penerima sedekah?

Ternyata, selama ini kita dilenakan dengan persepsi bahwa penerima sedekah itulah yang beruntung. Namun pendapat tersebut dirasa wajar mengingat memang secara pandangan mata, seseorang yang menerima sesuatu dari orang lain itu akan merasa beruntung dan senang.

Namun, jika perenungan dilakukan lebih mendalam, terlebih disertai keterangan dalil, kita bisa menemukan pandangan yang lebih tajam lagi bahwa orang yang memberi itulah pihak yang paling dintungkan dalam sedekah.

Bayangkan, berapa banyak janji yang Allah akan berikan kepada mereka yang gemar membantu sesamanya, termasuk memberi makan saudaranya.

Kita bisa banyak menemukan petunjuk Nabi Muhammad saw. tentang ganjaran yang akan diterima seseorang yang mengorbankan hartanya demi membantu orang lain, demi memberi makan saudaranya yang lapar.

Maka sejak saat ini, tanamkan bawa membantu orang lain, memberi makan orang yang lapar, bersedekah itu adalah kebutuhan kita.

Kita yang butuh karunia dan kasih sayang dari Allah.

Kita yang butuh keridhaan Allah dan kita yang mengidam-idamkan kehidupan abadi yang bahagia di surga.

Lantas, masihkan kita bisa abai terhadap saudara kita yang sedang lapar?

Maka dengan demikian,

Marilah kita perkuat kepedulian sosial dalam kehidupan keseharian kita.

Banyak saudara-saudara kita yang mengalami kesulitan ekonomi dan kekurangan pangan, terutama di masa sekarang ini.

Sebagai umat Islam, kita memiliki kewajiban untuk membantu mereka. Selain akan berdampak terhadap kondusifitas keluarga dan masyarakat, sejatinya memberi makan saudara kita adalah wujud ketaatan kita terhadap Allah.

Dengan menjalankan ketaatan dan pembuktian kita sebagai insan beriman, maka seiring waktu Allah akan terus angkat derajat kita sehingga kita dinyatakan layak hidup di keabadian yang menyenangkan, yakni Surga.

Di bulan Ramadan nanti, peluang untuk bersedekah dan memberi makan orang yang berbuka puasa menjadi kesempatan besar untuk mendapatkan pahala yang lebih besar dan lebih berlipat lagi.

Rasulullah bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barang siapa yang memberi makan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (H.R. at-Tirmidzi)

Maka, marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan, saling membantu, dan memperhatikan saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Insya Allah, suatu saat nanti kita semua akan berkumpul di surga yang hanya disediakan hanya untuk orang-orang yang bertakwa.

ربنا تقبل منا، إنك أنت السميع الدعاء

وتب علينا، إنك أنت التواب الرحيم

ربنا أتنا في الدنيا حسنة و في الأ خرة حسنة و قنا عذاب النار

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

Bagi yang hendak menitipkan infak dan sedekahnya untuk bantu sesama dan memberi makan sesama, bisa ditunaikan melalui link ini:Link Infak & Sedekah

Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa melalui link ini: Link Bayar Zakat


Baca Juga:

Khutbah Jumat: Menunaikan Zakat, Siapa yang Diuntungkan?

Khutbah Jum'at: Malas Membawa Petaka

Khutbah Jumat: Dampak Judi bagi Kehidupan Masyarakat

 

Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags: lazpersis ibadah jumat khutbah

Berita Lainnya

Mitra LAZ Persatuan Islam
WhatsApp