Kita dan Pahlawan Nyata di Sekitar Kita


Penulis: Hafidz Fuad Halimi
10 Nov 2025
Bagikan:
By: Hafidz Fuad Halimi
10 Nov 2025
540 kali dilihat

Bagikan:

lazpersis.or.id - Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai momentum mengenang perjuangan para pejuang bangsa yang telah rela berkorban demi kemerdekaan dan kehormatan tanah air. Namun, makna kepahlawanan sejati tidak berhenti pada kisah pertempuran dan sejarah masa lalu. Pahlawan sejati tidak selalu mereka yang mengangkat senjata, tetapi juga mereka yang berjasa dalam membentuk kehidupan kita sehari-hari, yakni orang-orang yang dengan cinta, ilmu, dan pengorbanan telah menuntun kita menjadi manusia yang lebih baik.

Dalam kehidupan ini, orang tua adalah pahlawan pertama dan utama. Dari merekalah kita belajar arti kasih sayang, ketulusan, dan kesabaran tanpa batas. Ayah bekerja tanpa lelah demi rezeki halal, sementara ibu dengan penuh cinta merawat, membimbing, dan menanamkan nilai kehidupan sejak kita belum mengenal dunia. Mereka mungkin tidak tercatat dalam buku sejarah, tetapi setiap tetes keringat dan doa mereka menjadi bagian dari sejarah pribadi kita. Muliakanlah mereka, karena ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan doa mereka adalah cahaya bagi langkah kita.

Setelah itu, guru adalah pahlawan berikutnya. Mereka menyalakan lentera pengetahuan, membuka jalan dari kebodohan menuju pemahaman, dari ketidaktahuan menuju hikmah. Dengan kesabaran, guru mengajarkan bukan hanya ilmu, tetapi juga adab dan moral yang menjadi pondasi kehidupan. Sebagaimana sabda Rasulullah , “Sesungguhnya para ulama (pengajar ilmu) adalah pewaris para nabi.” Maka, memuliakan guru bukan sekadar sopan santun, melainkan bentuk penghargaan terhadap ilmu yang menjadi sebab terangkatnya derajat manusia.

Namun, di luar orang tua dan guru, ada pula banyak pahlawan lain yang berjasa dalam kehidupan kita — sahabat yang menolong di kala sulit, tetangga yang ringan tangan, petani yang menanam padi untuk pangan kita, hingga para tenaga kesehatan yang menjaga kehidupan. Mereka semua adalah bagian dari mata rantai kebaikan yang membuat kehidupan ini berjalan. Kepahlawanan bukan tentang gelar, tetapi tentang kebermanfaatan.

Cara terbaik untuk memuliakan orang-orang yang berjasa dalam hidup kita adalah dengan mengenang jasa mereka dengan rasa syukur, mendoakan kebaikan untuk mereka, serta meneladani semangat pengorbanan dan ketulusan mereka. Dalam Islam, menghormati orang tua, guru, dan sesama manusia adalah bagian dari akhlak mulia. Ucapan terima kasih, doa, dan tindakan nyata seperti membantu, menjaga silaturahmi, atau meneruskan kebaikan mereka adalah bentuk penghormatan yang sesungguhnya.

Akhirnya, Hari Pahlawan mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki peluang untuk menjadi pahlawan dalam lingkupnya masing-masing. Tidak harus besar atau terkenal, tetapi cukup dengan memberi manfaat bagi orang lain. Rasulullah bersabda,

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
Hadis ini menegaskan bahwa seorang muslim yang bertakwa adalah mereka yang tidak berhenti berbuat baik, menebar manfaat, dan meninggalkan jejak kebaikan yang hidup dalam diri orang lain.

Maka, mari kita lanjutkan semangat kepahlawanan itu. Bukan hanya dengan mengenang, tetapi dengan mengukir jasa baru dalam kehidupan, menjadi cahaya bagi sesama, dan terus menanam amal yang abadi di sisi Allah. Sebab, pahlawan sejati adalah mereka yang tidak berhenti berbuat baik, meski tanpa disorot sejarah, namun dikenang oleh kebaikan yang tumbuh dari setiap amalnya.

Yuk, sambung terus kebaikan dengan bantu sesama melalui link ini: Link Infak & Sedekah 

Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa langsung akses link ini: Link Bayar Zakat


Baca Juga: 

Lansia dan Kelompok Disabilitas di Ciamis Mendapat Bantuan Sembako dan Paket Makanan ‎Bergizi

Kiat-Kiat Mendidik Kesabaran terhadap Anak

Rumah Bangkit Cendikia Secara Resmi Berdiri di Yogyakarta

 

Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags: lazpersis indonesia guru orang tua pahlawan

Berita Lainnya

Mitra LAZ Persatuan Islam
WhatsApp