lazpersis.or.id - Bagaimana perasaan ayah bunda saat mengantarkan anaknya ke sekolah di hari pertama? Sungguh, itu merupakan salah satu momen yang penting bagi keluarga, terutama bagi anak. Banyak hal-hal baik, terutama bagi psikologis anak ketika diantarkan ayah bundanya ke sekolah di hari pertama. Terlebih, momentum itu menjadi penegas dukungan orang tua dalam langkah awal seorang anak dalam menempuh pendidikan.
Memasukkan anak ke sekolah adalah salah satu langkah penting dalam perjalanan hidup keluarga Muslim. Namun dalam Islam, tugas orang tua tidak selesai hanya dengan menyekolahkan anak. Justru, ketika anak mulai sekolah, orang tua punya tanggung jawab lebih besar, yakni mendampingi, mengarahkan, dan menjadi pendidik utama yang tidak tergantikan.
1. Ingat: Sekolah Bukan Pengganti Peran Orang Tua
Dalam Islam, ayah dan ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Guru di sekolah adalah mitra, bukan pengganti. Maka setelah anak pulang sekolah, orang tua tetap wajib memastikan apa yang dipelajari anak, bagaimana pergaulannya, dan sejauh mana pemahamannya tentang agama. Karena sejatinya, orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas proses tumbuh kembang anak yang diamanahkan kepada mereka, terutama dalam hal pendidikan.
Ingat pula hadis dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam berikut ini:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil-dalil tersebut menegaskan sangat kuat bahwa orang tua adalah penanggung jawab utama bagi anak-anaknya.
2. Ciptakan Suasana Rumah yang Menyambung Sekolah
Sekolah bisa mengajarkan ilmu dan adab, tapi rumah adalah tempat nilai-nilai itu ditumbuhkan. Anak yang melihat keteladanan di rumah, seperti orang tua yang shalat tepat waktu, berkata lembut, dan rajin membaca akan menyerap pelajaran itu jauh lebih kuat daripada dari guru mana pun. Jangan serahkan akhlak anak hanya pada guru, jika orang tua sendiri abai terhadap akhlak di rumah.
3. Bimbing Anak dengan Kasih Sayang dan Doa
Anak yang baru masuk sekolah sering mengalami penyesuaian mental dan emosional. Islam mengajarkan kelembutan dalam mendidik, sebagaimana dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam terhadap anak-anak. Orang tua perlu menjadi tempat paling nyaman bagi anak untuk bercerita, mengadu, dan belajar mengenal dunia.
Jangan lupa, doa orang tua untuk anak adalah senjata paling kuat. Selalu panjatkan doa seperti:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (Q.S. ash-Shaffat: 100)
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. al-Furqan: 74)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Q.S. Ibrahim: 40)
4. Dampingi Tugas Sekolah dan Tanamkan Niat Belajar karena Allah
Jangan biarkan anak belajar sendiri tanpa pendampingan, apalagi baru masuk sekolah. Orang tua yang hadir saat anak mengerjakan tugas, membaca, atau belajar mandiri akan membentuk rasa percaya diri dan semangat pada anak.
Ingatkan anak bahwa belajar bukan sekadar mencari nilai, tetapi menunaikan amanah dari Allah untuk menuntut ilmu. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
5. Kontrol Pergaulan dan Media Anak Sejak Dini
Meski sekolah memberi banyak pengaruh positif, anak juga mulai terpapar pergaulan luar dan teknologi. Orang tua wajib menjadi pengawas dan pembimbing. Coba cek apa yang anak tonton, siapa teman dekatnya, dan bagaimana sikapnya setelah pulang sekolah.
Coba renungi nasihat dari Ali bin Abi Thalib bagi para orang tua:
لَا تُكْرِهُوا أَوْلَادَكُمْ عَلَى آدَابِكُمْ فَإِنَّهُمْ خُلِقُوا لِزَمَانٍ غَيْرِ زَمَانِكُمْ
“Jangan paksa anak-anak kalian untuk hidup sesuai dengan adab kalian, karena mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dari kalian.”
Artinya, orang tua harus aktif memahami zaman dan tantangan yang dihadapi anak-anak sekarang. Jangan sampai abai dan kita menyesal karenanya.
Anak yang baru mulai sekolah sedang berada di masa emas pembentukan karakter. Dalam Islam, orang tua tidak boleh merasa tugasnya selesai begitu anak diserahkan kepada guru atau sekolah.
Pada momentum itulah saatnya orang tua lebih hadir, lebih mendampingi, dan terus mendoakan. Pendidikan sejati adalah proses kerja sama antara rumah dan sekolah, dengan iman sebagai pondasinya, dan orang tua sebagai pengarah utamanya. Semoga kita semua menjadi orang tua yang amanah, sabar, dan penuh cinta dalam membimbing generasi yang Allah titipkan kepada kita.
Mau bantu anak-anak Indonesia agar mendapat haknya bersekolah dengan layak? Yuk, langsung klik link ini: Infak Pendidikan Anak Indonesia
Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa langsung ditunaikan di link ini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Penerima Beasiswa Arruhama Mendapat Pembinaan Karakter dan Outbound di Masa Liburan Sekolah
Menjemput Terang dari Sumatra: Mushaf-Mushaf yang Menyusuri Jalan Sunyi
Siswa-Siswa di Madrasah Sagu-Adonara Gembira dengan Seragam Barunya
Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags:
lazpersis
pendidikan
orang tua
sekolah