Kedua, pentingnya membuat kesepakatan. Sebagaimana Rasulullah yang pernah membuat kesepakatan bersama kaum muslimin untuk dapat bersama-sama berjuang di jalan Allah.
Kesepakatan tersebut dapat menjadi pegangan kaum muslimin dalam menegakan kalimat Allah. Kesepakatan dalam belajar di rumah dapat menjadi acuan baik bagi orang tua maupun anak.
Belajar di rumah memerlukan kedisiplinan. Maka, orang tua dapat membimbing dan bersama-sama membuat kesepakatan belajar bersama anak, dengan harapan memudahkan orang tua dalam mendisiplinkan anak, juga memudahkan anak untuk mendisiplinkan dirinya sendiri.
Kesepakatan yang dibuat, baik dari segi waktu maupun dari segi kegiatan belajarnya itu sendiri. Umpanya dapat disepakati bersama oleh orang tua dan anak kapan waktu-waktu yang disepakati untuk belajar, waktu untuk bermain, juga waktu untuk istirahat.
Ketiga, memberikan kepercayaan pada anak. Setelah anak ‘dibekali’ dengan keteladanan, orang tuanya juga bisa membuat kesepakatan dalam belajar.
Maka, penting orang tua memberikan ruang kepercayaan pada anak untuk dapat menjalankan kewajiban belajarnya. Kepercayaan yang diberikan ini bukan berarti tanpa pengawasan. Orang tua tetap perlu melihat dan mengukur sejauh mana anak dapat menjalankan kewajibannya tersebut.
Kepercayaan orang tua ini diharapkan dapat membuahkan kepercayaan diri pada anak saat ia dapat berjuang dalam menyelesaikan kewajiban belajarnya secara mandiri.
Kepercayaan yang diberikan ini perlu bertahap dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kebertahapan ini dilakukan sembari orang tua mengukur dan menimbang sejauh mana anaknya dapat dilepas untuk mandiri dalam belajar.
Keempat, pemberian penguatan melalui pujian bahkan hadiah. Rasulullah saw. selalu memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan anak-anak yang tumbuh di masanya sehingga anak-anak dengan sentuhan Rasul saw. hasilnya akan istimewa.
Dalam Sirah Nabawi banyak didapati kisah bagaimana Rasulullah memberikan penguatan kepada anak, baik berupa sentuhan, pujian, bahkan hadiah.
Sebagaimana Rasul saw., orang tua dapat memberikan sentuhan lembut dan ucapan pujian atas apa yang telah dicapai oleh anak. Orang tua dapat pula memberikan hadiah yang disenanginya.
Tidak perlu hadiah yang besar dan mahal, karena meski hanya dengan hadiah yang kecil, namun yakinilah rasa kasih sayang orang tua akan dirasakan oleh anak. Anak akan meneladanainya sekaligus menjadi penguat bagi perilaku baiknya.
Kelima, menguatkan ikhtiar dengan doa dan tawakal. Upaya yang terakhir ini menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan oleh orang tua yang sedang mendidik anaknya.
Aktivitas mendidik ini berjalan dalam waktu yang panjang dan proses yang dinamis sehingga ikhtiar-ikhtiar yang dilakukan orang tua tentu tidak sebanding dengan rezeki berupa kemudahan-kemudahan yang Allah berikan dalam mendidik anak.
Dalam al-Qur’an maupun Hadis, banyak anjuran dan ajaran mengenai pentingnya mendoakan anak bahkan sampai dengan redaksi doanya.
Dalam al-Qur’an, banyak doa-doa tentang keluarga dan anak, seperti dalam surah al-Baqarah ayat 128, surah Ali Imran ayat 38, surah Ibrahim ayat 35 dan 40-41, serta surah Furqan ayat 74.
Tentunya masih banyak ayat Qur’an lainnya yang berkaitan dengan tuntunan membangun hubungan antara orang tua dengan anaknya.
Rasulullah saw. pun dalam hadisnya banyak menerangkan narasi-narasi doa yang dapat kita hafal dan panjatkan kepada Allah Swt.
Semoga Allah memudahkan aktivitas mendidik anak bagi kita semua. Semoga Allah mudahkan anak-anak kita untuk menjadi anak-anak yang saleh dan salehah, serta dapat menjadi syafaat bagi orang tuanya di akhirat kelak.
Aamiin...
Mau bantu pendidikan anak-anak di Indonesia? Bisa tunaikan di sini: Infak Pendidikan Indonesia
Dukung Program Berkah Ramadhan di link ini: Infak & Sedekah Ramadhan
Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa melalui link ini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Kabar Gembira bagi Orang yang Sedang Sakit
Indahnya Doa Malaikat bagi Manusia yang Bertobat
Kiat Membangun Keluarga Sehat Berdasar Tuntunan Islam
Penulis: Dra. Hj. Lia Yuliani, M.Ag
Tags:
lazpersis
persistri
#anak
orang tua