عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ . رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah r.a., dari 'Abdurrahman bin Shakr r.a., ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Apa saja yang aku larang, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi perintah nabi-nabi mereka'". (H.R. Bukhari dan Muslim)
Agama Islam adalah seperangkat aturan untuk kehidupan manusia, berupa perintah dan larangan. Selama ini sering dipahami dan diimejkan bahwa aturan Islam memberatkan dan menjadikan hidup susah.
Beragama tidak sesulit yang dibayangkan karena Islam menerapkan prinsip “tidak memberatkan”. Untuk hal-hal yang dilarang, tinggalkanlah! Karena tidak ada alasan untuk tidak meninggalkan. Dan untuk hal yang diperintahkan, maka laksanakan semampu kalian. Itulah prinsip Islam, sebagaimana firman Allah,
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. al-Baqarah, 2: 286)
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
“Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (Q.S. al-Hajj, 22: 78)
Ramadhan adalah bulan latihan untuk menahan diri dari perbuatan-perbuatan terlarang. Ramadhan pun menjadi momen latihan untuk berusaha semaksimal yang kita mampu dalam melaksanakan perintah Allah Swt.
Mau berinfak dan bersedekah? Bisa, caranya tinggal klik link ini: Link Infak dan Sedekah
Tunaikan zakatnya di link ini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Tiga Pintu Penyabab Masuk Neraka
Kedudukan Zakat dalam Syariat Islam
Mengenal Empat Jenis Rezeki dalam Perspektif Islam
Penulis: KH. Dr. H. Haris Muslim, Lc., M.A.
Tags:
lazpersis
nabi
artikel islam