Kita mengenal peribahasa "Senjata Makan Tuan" yang ditujukan untuk suat niat tidak baik yang dilakukan kepada orang lain, tetapi kejelekannya itu kembali kepada pelaku. Kalau dalam bahasa sunda, "Tamiang Meulit ka Bitis".

Dalam hal ini, Muhammad bin Ka'ab Al-Quradzi mengatakan,

"ثَلَاثُ خِصَالٍ مَنْ كُنَّ فِيهِ كُنَّ عَلَيْهِ: (البَغْيُ، والنَّكْثُ، والْمَكْرُ)".

"Ada tidak perkara, barang siapa yang melakukannya, maka akan berbalik padanya, yaitu: Al-Baghyu (kezaliman/aniaya), Al-Naktsu (ingkar janji), dan Al-Makru (tipu daya)." Kemudian, beliau membacakan tiga ayat:

 ﴿ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ ﴾ [فاطر: 43]

”Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.” (Q.S. Fathir: 43)

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ ﴾ [يونس: 23]

”Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri.” (Q.S. Yunus: 23)

﴿ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ ﴾ [الفتح: 10].

”Maka barang siapa yang melanggar janjinya, niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri.” (Q.S. al-Fahtu: 10)

Ketiga prilaku tercela tersebut di atas, biasanya dilakukan seseorang untuk merugikan orang lain demi menguntungkan dirinya. Dia tidak sadar padahal ketika itu justru dia sedang mencelakakan diri sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah di atas.

Shaum mendidik kita untuk menahan diri dari berbagai bentuk prilaku yang dapat merugikan orang lain, karena sejatinya ketika itu kita sedang merugikan diri sendiri.

Semoga kita terlindungi dari segala prilaku tak terpuji.

Yuk, lengkapi akhlak terpuji dengan menunaikan zakat, infak, dan sedekah di sini:
Link ZIS

Baca Juga: Mengenal Empat Jenis Rezeki dalam Perspektif Islam

Baca Juga: Meriahkan Bulan Suci Bersama Program Berkah Ramadhan

Penulis: KH. Dr. H. Haris Muslim, Lc., M.A.
Tags: ramadhan amal senjata