Rabu (29/05/2024), GAZA - Wilayah Rafah-Gaza merupakan wilayah yang dijadikan tempat mengungsi 100.000 warga Gaza. Pasukan IDF sudah memasuki Rafah melalui serangan darat semenjak 7 Mei 2024. Serangan dilanjutkan melalui udara oleh IDF di Rafah pada 26-28 Mei 2024 dan menyasar tenda pengungsian.
Serangan udara IDF di Rafah mengakibatkan terbakarnya camp pengungsian Tal as-Sultan dan korban syahid sementara yang baru ditemukan tanggal 28 Mei 2024 berjumlah 50 jenazah. Sebagian besar terdiri dari anak-anak dan perempuan yang terbakar hidup-hidup akibat serangan penjajah Israel tersebut. Jadi, total korban syahid semenjak serangan udara IDF di Rafah adalah 190 jiwa warga. Disinyalir, IDF menjatuhkan rudal dan bom seberat 2000 pon.
Pasca terbakarnya tenda-tenda pengungsi, terlihat di puing-puing yang terbakar tersebut anak-anak sedang memunguti sisa-sisa makanan. Sungguh, hal tersebut merupakan pemandangan yang mengerikan dari sudut pandang kemanusiaan.
Fasilitas kemanusiaan yang terkena imbas serangan, yakni RS Kuwait yang sudah tidak bisa beroperasi dan ada juga RS Lapangan Indonesia yang mengalami kerusakan serius akibat serangan IDF tersebut. Merespon serangan tersebut, juru bicara WHO menuturkan bisa terjadi chaos jika serangan IDF terus berlanjut di Rafah.
"Jika serangan terus berlanjut, kami akan kehilangan rumah sakit terakhir di Rafah," kata Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Gaza dan Tepi Barat, di sela-sela Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa.
Bahkan, serangan IDF tersebut terjadi di dekat pangkalan logistik Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Kerusakan dan kengerian yang terjadi di Rafah pun membuka mata dunia betapa tidak berdayanya organisasi-organisasi dunia menyelesaikan tragedi kemanusiaan di Gaza.
Serangan keji tersebut tentunya memicu reaksi warga dunia di berbagai negara. Berbondong-bondong warga di berbagai dunia menyerukan “All Eyes on Rafah”, mulai dari selebritis, atlet, politisi, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Aksi demonstrasi yang mengecam kekejian dan menyeru gencatan senjata pun terjadi di mana-mana, termasuk di Amerika, Inggris, dan Prancis. Namun disayangkan, pemerintah Amerika lagi-lagi menyatakan pembelaan atas kekejaman yang dilakukan Israel di Rafah. Hal tersebut pun menegaskan lumpuhnya dunia atas kekejaman yang nampak jelas di depan mata.
Selain berdampak terhadap anjloknya nilai-nilai kemanusiaan, serangan penjajah tersebut pun disinyalir akan berdampak pada situasi global, termasuk memanasnya tensi politik global dan juga bisa menyebabkan inflasi global. Bahkan disinyalir harga minyak pun bisa melonjak.
Menyikapi situasi tersebut, Heri Sholehuddin selaku Direktur Eksekutif LAZ PERSIS menyerukan, “Umat Islam Indonesia harus terus mendukung Palestina dari berbagai arah dan cara. Mulai dari do'a, aksi posting medsos, sampai terus bantu berinfak sebagai bentuk nyata bela Palestina yang tertindas.”
“Insya Allah, infak yang ditunaikan untuk situasi yang mendesak itu akan mendapat keutamaan di sisi Allah,” pungkasnya.
Yuk, terus bela saudara-saudara kita di Palestina dengan infak di link berikut ini: Link Infak untuk Palestina
Bagi Anda yang hendak menunaikan kewajiban zakatnya, bisa ditunaikan di link ini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
LAZ PERSIS Dukung Siswa Usia Dini di Isola untuk Terus Belajar
Penyabab Hancurnya Umat di Masa Lalu
Program Qurban Super Barokah (QSB): Menjaga Amanat Syariat dan Melipatgandakan Nilai Manfaat
Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags:
lazpersis
palestine
#gaza
all eyes on rafah
rafah