Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara, termasuk Indonesia, mengalami penurunan daya beli masyarakat. Daya beli yang menurun berarti masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena berbagai faktor ekonomi. Fenomena ini bisa berdampak pada kehidupan keluarga, sektor bisnis, dan ekonomi nasional secara keseluruhan. Sebagai seorang Muslim, penting untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan penurunan daya beli dan bagaimana kita harus bersikap dalam menghadapi kondisi ini sesuai dengan ajaran Islam.
Penurunan daya beli masyarakat bisa karena beberapa hal, di antaranya:
- Inflasi
Inflasi adalah salah satu penyebab utama turunnya daya beli. Ketika harga barang dan jasa naik, pendapatan masyarakat menjadi tidak cukup untuk membeli kebutuhan yang sama seperti sebelumnya. Inflasi yang tinggi menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melonjak dan berdampak langsung pada kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
- Pengangguran
Tingkat pengangguran yang tinggi juga berkontribusi terhadap penurunan daya beli. Ketika seseorang kehilangan pekerjaan atau sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, otomatis pendapatannya berkurang atau bahkan hilang. Hal ini membuatnya kesulitan dalam mencukupi kebutuhan keluarga sehingga daya beli masyarakat secara keseluruhan ikut terdampak.
- Pertumbuhan Ekonomi yang Lambat
Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga menjadi faktor penting. Ketika ekonomi bergerak lambat, pendapatan masyarakat tidak bertambah signifikan sedangkan harga-harga barang terus naik. Ini menyebabkan masyarakat semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar.
- Beban Utang dan Kenaikan Suku Bunga
Banyak masyarakat yang memiliki utang, baik utang kepada perorangan atau kepada perbankan. Merabak juga masyarakat yang harus membayar berbagai cicilan, seperti cicilan kendaraan, elektronik, rumah, atau berbagai cicilan lainnyalain. Ketika suku bunga naik, cicilan utang mereka juga meningkat sehingga mereka memiliki lebih sedikit uang untuk kebutuhan lain. Hal ini juga mengurangi daya beli masyarakat.
- Kebijakan Pemerintah
Beberapa kebijakan ekonomi, seperti pengetatan anggaran atau kenaikan pajak bisa berdampak pada daya beli masyarakat. Kenaikan harga BBM, tarif listrik, atau perubahan dalam subsidi juga bisa membuat pengeluaran rumah tangga meningkat sehingga mengurangi daya beli.
Sebagai seorang Muslim, dalam menghadapi situasi ekonomi yang sulit, kita diajarkan untuk tetap bersikap bijak, sabar, dan memperkuat keimanan kepada Allah Swt. Ada beberapa langkah dan sikap yang bisa kita ambil sesuai dengan ajaran Islam:
- Sabar dan Tawakal
Dalam kondisi sulit, Islam mengajarkan kita untuk selalu bersabar dan bertawakal kepada Allah. Allah berfirman dalam al-Quran:
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’." (Q.S. al-Baqarah: 45)
Sabar menghadapi cobaan adalah kunci utama agar kita tidak terjerumus dalam kepanikan dan keputusan yang gegabah dalam kondisi ekonomi yang sulit.
- Memperkuat Tali Silaturahmi dan Solidaritas
Dalam menghadapi kesulitan ekonomi, Islam sangat mendorong umatnya untuk saling membantu dan mempererat tali silaturahmi. Dengan begitu, kita bisa saling meringankan beban dan menolong mereka yang kesulitan. Rasulullah saw. bersabda,
"Barang siapa yang melepaskan seorang mukmin dari kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskannya dari kesusahan pada hari kiamat." (H.R. Muslim)
- Mengelola Keuangan dengan Bijak
Dalam menghadapi penurunan daya beli, penting bagi setiap Muslim untuk belajar mengelola keuangan dengan baik. Islam mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam membelanjakan harta. Allah Swt. berfirman:
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara setan." (Q.S. al-Isra’: 26-27)
- Meningkatkan Kedermawanan dan Sedekah
Meskipun dalam keadaan sulit, Islam mendorong umatnya untuk tetap bersedekah, karena sedekah akan membawa berkah dan membuka pintu rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Rasulullah saw. bersabda:
"Harta tidak akan berkurang karena sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf, Allah akan menambah kemuliaan baginya." (H.R. Muslim)
- Berusaha dengan Gigih
Sikap berdiam diri dan menyerah bukanlah ajaran Islam. Setiap Muslim harus terus berusaha dan berjuang mengatasi berbagai ujian hidup melalui usaha yang halal dan maksimal. Allah Swt. berfirman,
"Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.'" (QS. at-Taubah: 105)
Penurunan daya beli masyarakat disebabkan oleh berbagai faktor yang bisa jadi di luar kendali kita. Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah disertai dengan daya juang maksimal guna menghadapi ujian hidup yang tidak mudah.
Mengelola keuangan dengan baik, memperbanyak sedekah, serta terus berusaha dengan gigih merupakan bagian dari langkah realistis yang harus diambil. Dengan menerapkan ajaran Islam, kita tidak hanya bisa bertahan di tengah kesulitan ekonomi, tetapi juga bisa meperkokoh keimanan dan ketakwaan kita yang bisa tercermin dengan cara memperkuat solidaritas dan kepedulian di tengah masyarakat. Insya Allah, kita akan semakin dicintai Allah Yang Maha Perencana dan Mahabaik.
Infak dan sedekah bisa ditunaikan melalui link ini: Link Infak & Sedekah
Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa melalui link ini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Indonesia Mengalami Deflasi Beruntun: Apa Itu Deflasi dan Bagaimana Memahaminya?
8 Ciri Pemimpin yang Adil dalam Ajaran Islam
Prestasi Santri Penerima Beasiswa Arruhama 2024 Terus Meningkat
Sumber Gambar: Radar Muko Muko
Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags:
lazpersis
ekonomi
daya beli