Pernahkah Anda mendengar istilah FOMO? Banyak yang menyebutkan bahwa saat ini gejala FOMO sedang merajalela, terutama di kalangan generasi muda. Hal tersebut disinyalir menjadi salah satu dampak dari pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi. Hati-hati, bisa jadi diri kita sendiri yang terjangkiti fenomena FOMO dan menanggung dampak negatifnya. Maka dari itu, sudah seharusnya kita mengetahui dan mengenali gejala-gejala FOMO beserta dampaknya.
FOMO atau "Fear of Missing Out" adalah perasaan cemas atau takut ketinggalan informasi, kesempatan, atau pengalaman yang orang lain mungkin alami. Istilah ini menjadi populer seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial, di mana pengguna sering kali melihat postingan tentang kegiatan menarik yang dilakukan oleh orang lain, terutama teman-teman dan kenalan mereka. FOMO bukan hanya sekadar rasa ingin tahu, tetapi lebih pada perasaan tertekan atau cemas bahwa orang lain menikmati hidup lebih dari diri sendiri.
Fenomena FOMO muncul seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media sosial. Pada awalnya, media sosial diciptakan untuk menghubungkan orang-orang dan membagikan pengalaman. Namun, dengan semakin intensifnya penggunaan platform ini, muncul perbandingan sosial yang tidak sehat. Melihat orang lain berlibur, menghadiri acara, atau mencapai prestasi tertentu dapat memicu perasaan tidak cukup atau ketinggalan. Media sosial memfasilitasi penyebaran informasi secara real-time yang membuat individu merasa perlu selalu mengikuti perkembangan terbaru agar tidak merasa tertinggal.
Hal yang harus diperhartikan adalah dampak yang bisa muncul dari fenomena FOMO tersebut. Beberapa pakar mengindikasikan beberapa dampak yang bisa hadir dari FOMO, antara lain:
Islam menekankan keseimbangan dalam kehidupan dan menghindari perasaan yang dapat merusak kedamaian batin dan hubungan dengan Allah Swt. Berikut beberapa pandangan Islam terkait fenomena FOMO yang sedang menjamur di berbagai kalangan saat ini, yakni:
وَلَا تَتَمَنَّوۡا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعۡضَكُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ ؕ لِلرِّجَالِ
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.” (Q.S. an-Nisa: 32)
Ayat tersebut mengingatkan kita untuk tidak iri hati terhadap rezeki orang lain dan fokus pada rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah.
FOMO adalah fenomena yang semakin banyak dirasakan di era digital ini, di mana perbandingan sosial menjadi sangat mudah dan cepat. Meskipun teknologi membawa banyak manfaat, penting untuk mengenali dan mengatasi dampak negatif seperti FOMO. Dalam pandangan Islam, bersyukur, berusaha tanpa membandingkan diri dengan orang lain, dan hidup sederhana adalah kunci untuk menghindari perasaan ketinggalan dan mencapai kedamaian batin. Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa memanfaatkan teknologi tanpa terjebak dalam perasaan negatif seperti FOMO.
Kebiasan infak dan sedekah pun disinyalir bisa menjauhkan kita dari perilaku dan fenomena sia-sia. Yuk, alokasikan rezeki hari ini untuk bantu sesama di link ini: Link Infak & Sedekah
Bagi yang hendak membayar zakat, bisa ditunaikan langsung di sini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Pandangan Islam terhadap Fenomena Hoarding Disorder
Depresi: Kenali Gejala dan Dampaknya serta Temukan Solusinya
LAZ PERSIS Raih Penghargaan dari BKKBN Jawa Barat atas Program Pengentasan Stunting
Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags:
lazpersis
artikel islam
kajian
FOMO