lazpersis.or.id - Saat membangun ketahanan pangan keluarga, banyak orang masih berpatokan pada seberapa luas lahan yang dimiliki (land based). Padahal, inti ketahanan pangan keluarga bukan terletak pada ukuran lahan, melainkan pada bagaimana lahan, sekecil apa pun, dioptimalkan untuk menghasilkan populasi tanaman produktif dan beragam (plant based approach).
Pendekatan plant based ini menempatkan keluarga sebagai subjek utama, mendorong mereka mengisi setiap sudut pekarangan dengan kehidupan: sayuran cepat panen, tanaman rempah, buah tahunan, hingga tanaman obat. Dengan teknologi budidaya sederhana, seperti vertikultur, tumpangsari, atau polibag, jumlah populasi tanaman dapat dimaksimalkan, meski di atas lahan terbatas.
Hal penting lainnya adalah pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan lingkungan sekitar dan kebutuhan pangan sehari-hari keluarga. Program ketahanan pangan berbasis pemanfaatan pekarangan semacam ini tak sekadar menjawab kebutuhan makan, tetapi juga menjadi sumber penghasilan tambahan, memperkuat solidaritas sosial di tingkat komunitas, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan melalui praktik budidaya ramah lingkungan.
Menanam populasi tanaman di pekarangan adalah menanam optimisme: menumbuhkan kemandirian, memperkuat ketahanan ekonomi keluarga, dan merawat martabat bangsa dari akar rumput, seikat sayuran, hingga piring makan keluarga Indonesia.
Salam Pemberdayaan,
Bagi insan baik yang hendak mendukung ikhtiar kesejahteraan umat, bisa langsung akses link ini: Link Infak & Sedekah
Insan saleh/salehah pun bisa langsung menunaikan zakat di sini:Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Membangun Ekosistem Ketahanan Pangan
Siswa-Siswa di Madrasah Sagu-Adonara Gembira dengan Seragam Barunya
Ikhlas, Bagaimana Cara Menjaganya?
Penulis: Sigit Iko Sugondo (Pakar Pemberdayaan Umat)
Tags:
lazpersis
keluarga
pangan
tanaman