lazpersis.or.id - Di tengah hiruk pikuk jalan raya, terdengar suara sirine ambulans meraung memecah kemacetan. Di dalamnya, ada seorang pasien yang sedang berjuang antara hidup dan mati. Setiap detik sangat berharga, setiap menit bisa menentukan nasibnya. Namun, apa jadinya bila ambulans itu tertahan karena kita enggan memberi jalan? Bisa jadi, nyawa yang bisa diselamatkan justru melayang hanya karena katidakpedulian kita.
Di Indonesia, kendaraan prioritas memiliki hak istimewa untuk didahulukan. Aturan ini sudah jelas tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Kendaraan tersebut, antara lain pemadam kebakaran, ambulans, kendaraan pertolongan kecelakaan, iring-iringan jenazah, kendaraan pejabat negara, hingga konvoi resmi yang dikawal polisi. Dari semuanya, ambulans menjadi yang paling utama setelah kendaraan pemadam kebakaran karena menyangkut penyelamatan nyawa manusia.
Islam pun menegaskan pentingnya menolong sesama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan seluruh manusia.” (Q.S. al-Maidah: 32)
Ayat ini menegaskan bahwa menyelamatkan satu nyawa sama nilainya dengan menyelamatkan seluruh umat manusia. Maka, memberi jalan bagi ambulans bukan hanya sekadar kewajiban hukum, tetapi juga ibadah dan amal kebajikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain alasan kemanusiaan dan agama, ada landasan hukum yang tegas. UU LLAJ Pasal 134 dan Pasal 287 Ayat (4) mewajibkan setiap pengguna jalan memberikan jalan kepada kendaraan prioritas. Menghalangi ambulans atau kendaraan penyelamat dapat dikenai denda hingga Rp500.000 atau hukuman kurungan maksimal dua bulan. Artinya, aturan ini dibuat bukan untuk membebani masyarakat, melainkan untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
Sahabat, mari kita bertanya pada hati kita sendiri. Apa salahnya menepi sebentar untuk memberi jalan? Apa ruginya melambatkan kendaraan sesaat demi membuka ruang bagi mereka yang sedang berjuang menyelamatkan hidup manusia? Ingatlah, bisa jadi suatu hari nanti kita, keluarga kita, atau orang yang kita cintai yang ada di dalam ambulans itu. Saat itulah, kita akan berharap orang lain menunjukkan empati yang sama.
Mari kita jadikan memberi jalan bagi ambulans sebagai budaya peduli dan solidaritas sosial. Dengan melakukannya, kita bukan hanya menaati hukum, tetapi juga menjalankan perintah agama dan memanusiakan sesama. Selangkah kita menepi, sejuta doa bisa terkabul, dan mungkin satu nyawa bisa terselamatkan.
Selain bantu membuka jalan, sahabat pun bisa langsung bantu sesama untuk program layanan ambulans gratis melalui link ini: Infak Layanan Ambulans
Sahabat baik pun bisa menunaikan zakat secara mudah dan praktis melalui link ini: Link Bayar Zakat
Baca Juga:
Bekerja Bukan untuk Sekedar Hidup
Kiat Membangun Keluarga Sehat Berdasar Tuntunan Islam
Ketahanan Pangan Keluarga dari Populasi Tanaman, Bukan Luas Lahan
Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags:
lazpersis
ambulans
kesehatan
nyawa
peduli