Keistimewaan Orang Miskin


Penulis: Najib Prassojo Ziyad, S.Sos
13 Sep 2025
Bagikan:
By: Najib Prassojo Ziyad, S.Sos
13 Sep 2025
171 kali dilihat

Bagikan:

lazpersis.or.id - Dalam kehidupan ini ada sebuah keadaan yang sering kali dipandang sebelah mata oleh manusia, namun justru memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Keadaan itu adalah kemiskinan.

Dalam pandangan manusia, miskin sering kali diidentikkan dengan kekurangan, ketertinggalan, keterbatasan, dan penderitaan. Namun dalam pandangan Islam, orang-orang miskin ternyata memiliki keistimewaan yang tak dimiliki oleh banyak orang kaya—baik dalam hal pahala, kesabaran, maupun kedekatan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Islam tidak pernah memandang kemiskinan sebagai suatu aib, melainkan sebagai ujian dan sarana untuk meraih derajat yang lebih tinggi di sisi Allah. Bahkan, jika kita kembali membaca sejarah banyak dari kalangan para nabi, shalihin, dan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang hidup dalam kesederhanaan, namun justru meraka menjadi kekasih-kekasih Allah yang paling dicintai.

Dalam ajaran Islam, keadaan kekurangan dalam hal materi biasa digambarkan dengan dua istilah, yaitu fakir (اَلْفَقِيْرُ) dan miskin (اَلْمِسْكِيْنُ). Fakir ialah orang yang membutuhkan dan (اَلْمِسْكِيْنُ) miskin ialah orang yang hina dan lemah. Keduanya sama-sama menunjukkan kondisi seseorang yang tidak memiliki kecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, namun dengan tingkatan yang berbeda. Ibnu Hazm rahimahullah (wafat th. 456 H) mengatakan, “Bahwa fuqaraa’ (jama’ dari fakir) mereka adalah yang tidak mempunyai sesuatu pun sama sekali, sedangkan masaakiin (jama’ dari miskin) mereka adalah orang-orang yang mempunyai sesuatu tapi tidak mencukupi kebutuhannya”.

Namun yang perlu kita ingat ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah khawatir jika umatnya hidup dalam keadaan fakir atau miskin. Akan tetapi, yang benar-benar menjadi kekhawatiran Beliau adalah apabila umat ini diberikan kekayaan yang melimpah, lalu kekayaan itu menjadi sebab mereka jauh dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

فَأَبْشِرُوْا وَأَمِّلُوْا مَا يَسُرُّكُمْ، فَوَ اللهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّـي أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَابُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ،فَتَنَافَسُوْهَا كَمَاتَنَافَسُوْهَا،وَتُهْلِكَكُمْ كَمَاأَهْلَكَتْهُمْ.

“Bergembiralah dan berharaplah apa yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian, tetapi aku khawatir jika dunia (kekayaan) dibentangkan (diluaskan) atas kalian sebagaimana yang pernah dihamparkan atas orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian berlomba-lomba memperoleh kekayaan itu seperti yang mereka lakukan, dan akhirnya kekayaan itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka.” (H.R. al-Bukhari No. 3158, 4015, 6425 dan Muslim No. 2961, dari ‘Amr bin ‘Auf al-Anshari radhiyallahu anhu)

 

Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui bahwa ternyata orang-orang miskin memiliki sejumlah keistimewaan yang agung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keutamaan ini tidak hanya disebutkan dalam hadits, tetapi juga tercermin dalam sikap dan pilihan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam serta para sahabat Beliau.

Orang miskin juga mempunyai keutamaan saat ia mau bersabar. Di sini juga jadi pertanda, jangan sampai kita meremehkan kelompok masyarakat tersebut. Berikut di antaranya alasannya:

            Pertama, penghuni surga itu didominasi orang miskin. Dari Harits bin Wahb radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ، أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli surga itu? Mereka itu adalah setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para manusia, tetapi jika ia bersumpah atas nama Allah, pastilah Allah mengabulkan apa yang disumpahkannya. Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli neraka itu? Mereka itu adalah setiap orang yang keras, kikir, dan gemar mengumpulkan harta lagi sombong”. (H.R. Bukhari No. 4918 dan Muslim No. 2853).

            Kedua, kaum miskin mendahului orang kaya masuk surga. Hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ

Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya, yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah No. 4122 dan Tirmidzi No. 2353)

Ketiga, doa kaum miskin memiliki keberkahan dan kekuatan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hadits disebutkan bahwa Sa’ad menyangka bahwa ia memiliki kelebihan dari sahabat lainnya karena melimpahnya dunia pada dirinya. Lantas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ

Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian.” (H.R. Bukhari No. 2896)

Ini adalah pelajaran besar bagi kita semua, bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak diukur dari banyaknya harta, tetapi dari ketakwaan, kesabaran, dan kepekaannya terhadap sesama. Maka mari kita tanamkan rasa hormat dan kepedulian kepada saudara-saudara kita yang hidup dalam kekurangan, karena bisa jadi mereka lebih dahulu masuk surga dari pada kita.

Salah satu kenyataan yang tidak dapat kita pungkiri adalah bahwa kemiskinan akan selalu ada di muka bumi ini selama dunia belum berakhir. Tidak mungkin bagi manusia untuk benar-benar menghapus seluruh kemiskinan, sebab kondisi hidup manusia itu dinamis dan penuh tantangan.

Ada kalanya seseorang berada dalam keadaan cukup, namun tidak menutup kemungkinan suatu saat mengalami kesulitan dan kekurangan. Oleh karena itu, Allah mengatur agar orang-orang kaya dan mampu saling membantu orang miskin melalui zakat, sedekah, dan berbagai bentuk kepedulian sosial lainnya. Ini adalah bagian dari keseimbangan dan keadilan sosial yang Dia tetapkan, agar setiap insan merasakan kasih sayang dan keadilan-Nya dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai umat Islam, kita tidak hanya diperintahkan untuk memahami keutamaan orang miskin, tetapi juga untuk ikut serta dalam meringankan beban hidup mereka. Islam telah memberikan solusi yang nyata dan mulia melalui zakat, infak, dan sedekah. Zakat adalah kewajiban yang mampu membersihkan harta dan menumbuhkan kepedulian sosial. Infak dan sedekah adalah amalan sunnah yang menyucikan jiwa dan membuka pintu keberkahan. Maka siapa pun di antara kita yang diberi kelapangan rezeki, janganlah ragu untuk mengulurkan tangan. Karena bisa jadi, dengan membantu kehidupan mereka di dunia, kita sedang menyiapkan tempat kita sendiri di surga kelak.

Yuk, jangan ragu untuk rutin bantu sesama melalui link ini: Link Infak & Sedekah 

Tunaikan juga zakat secara mudah dan praktis di link ini: Link Bayar Zakat 


Baca Juga:

Diversifikasi Pangan: Kunci Pemenuhan Gizi Seimbang dan Ketahanan Pangan Nasional 

Kemiskinan Itu Ibarat Luka Sosial yang Butuh Diobati 

Waspadai Bahaya Kesenjangan Sosial yang Terlampau Jauh 

 

Penulis: Najib Prassojo Ziyad, S.Sos
Tags: lazpersis miskin artikel surga

Berita Lainnya

Mitra LAZ Persatuan Islam
WhatsApp