Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu hari raya besar bagi Umat Islam. Segenap umat Islam menikmati segala kekhidmatan dalam kebesaran Hari Raya Idul Adha, salah satunya dengan menunaikan ibadah penyembelihan hewan kurban. Umat Islam yang berkemampuan, diperintahkan oleh Allah Swt. untuk berkurban dengan hewan kurban terbaik.
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi akhlak mulia, bahkan terhadap hewan sekali pun. Seseorang yang berkurban, diperintahkan untuk tetap menjaga adab terhadap hewan yang akan dikurbankannya. Adab terhadap hewan tidak hanya menunjukkan kepedulian dan kebaikan hati, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam.
Berkaitan dengan adab terhadap hewan ternak, Rasulullah ﷺ pun menekankan, “Tidakkah sampai berita kepada kalian bahwa aku melaknat orang yang memberi tanda (yang menyakitkan) pada wajah binatang ternak atau memukul binatang ternak itu pada wajahnya.” (H.R Abu Daud, dinyatakan sahih sesuai syarat Muslim oleh Syaikh al-Albani)
Usia hewan yang akan dikurbankan pun diatur dalam Islam, yakni:
Berikut adalah petunjuk Nabi Muhammad ﷺ bagi seseorang yang hendak menunaikan ibadah kurban terkait adab terhadap hewan yang akan dikurbankan, yakni:
Sebelum memutuskan untuk melakukan kurban, penting bagi umat Muslim untuk memastikan bahwa hewan yang akan dikurbankan dalam keadaan sehat dan layak. Hewan yang akan dikurbankan sebaiknya bebas dari cacat fisik dan penyakit yang mengganggu kesehatannya. Pemilihan hewan yang berkualitas juga merupakan bentuk penghormatan terhadap perintah Allah Swt. Hal tersebut sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah ﷺ berikut.
عن أنس بن مالك -رضي الله عنه- أنه قال: ضَحَّى النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بكَبْشينِ أمْلَحَيْنِ أقْرَنَيْنِ، ذَبَحَهُما بيَدِهِ، وسَمَّى وكَبَّرَ
Hadis dari Anas bin Malik r.a., sesungguhnya ia berkata, “Nabi ﷺ telah berkurban dengan dua ekor kibas yang enak dipandang mata lagi mempunyai tanduk. Beliau menyembelih sendiri dengan membaca basmalah dan mengucapkan takbir.” (HR Bukhari dan Muslim)
وَعَنِ اَلْبَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اَللَّهِ ﷺ فَقَالَ: – “أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي اَلضَّحَايَا: اَلْعَوْرَاءُ اَلْبَيِّنُ عَوَرُهَا, وَالْمَرِيضَةُ اَلْبَيِّنُ مَرَضُهَا, وَالْعَرْجَاءُ اَلْبَيِّنُ ظَلْعُهَا وَالْكَسِيرَةُ اَلَّتِي لَا تُنْقِي” – رَوَاهُ اَلْخَمْسَة ُ . وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان َ
Hadis dari al-Bara’ bin ‘Azib r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, “Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai tidak punya sumsum tulang.” (Hadis dikeluarkan oleh yang lima [empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad] dan disahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Sebelum hari kurban tiba, umat Muslim diperintahkan merawat hewan kurban dengan baik. Perawatan yang dimaksud termasuk memberikan makanan yang baik dan cukup, memberi minum air bersih, memastikan tempat yang bersih, dan memberikan perhatian yang cukup terhadap kenyamanan hewan tersebut. Perilaku tersebut harus dilakukan sebagaimana tuntunan Rasulullah ﷺ:
“Barang siapa yang ingin melaksanakan kurban, hendaklah ia memelihara hewan kurban tersebut hingga datang waktu penyembelihan.” (H.R. Bukhari).
Saat proses penyembelihan sedang berlangsung, penting untuk menjaga ketenangan hewan yang akan dikurbankan. Menghindari perilaku yang membuat hewan menjadi gelisah atau ketakutan merupakan bagian dari adab terhadap hewan. Proses penyembelihan sebaiknya dilakukan dengan tenang dan penuh kesadaran akan tanggung jawab. Saking apiknya, proses penyembelihan pun jangan sampai terlihat oleh hewan kurban lain yang sedang diantrikan untuk disembelih.
Hal tersebut sejalan dengan hadis di mana Nabi Muhammad saw. mewanti-wanti, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah secara baik dan jika kalian menyembelih, maka sembelihlah secara baik, dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya serta memberikan kenyamanan kepada (hewan) sembelihannya”. (H.R. Muslim)
Proses penyembelihan hewan kurban harus dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam dan memastikan bahwa hewan disembelih dengan cepat dan tanpa rasa sakit yang berkepanjangan. Aisyah r.a., istri Rasulullahﷺ menceritakan dalam hadis riwayat Muslim bahwa Rasulullah ﷺ menyuruh dirinya untuk mengasah pisau sebelum digunakan Rasulullah ﷺ untuk menyembelih.
Rasulullah ﷺ mengajarkan agar menyembelih hewan dengan cara yang baik dan benar. Tuntunan tersebut mengindikasikan bahwa proses penyembelihan harus dilakukan oleh orang yang sudah piawai melakukannya.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Hendaklah kamu menyembelih hewan kurban dengan tangan yang terampil dan hati yang ikhlas.” (H.R Muslim)
Dengan memperhatikan adab terhadap hewan yang akan dikurbankan, umat Muslim dapat menjaga karakter dan identitasnya sebagai umat Muhammad ﷺ yang menjunjung tinggi akhlak mulia. Dengan demikian, ibadah kurban bisa terlaksana sebagaimana tujuannya, yakni mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan memberi hikmah di tengah umat Islam yang melaksanakannya. Karena sejatinya, ibadah kurban itu mencerminkan nilai-nilai luhur dalam Islam tentang tanggung jawab sebagai seorang hamba Allah Swt., tentang kasih sayang, keadilan, dan perhatian terhadap segenap makhluk, termasuk hewan yang dikurbankan.
Mau ibadah kurban dengan manfaat berlipat?
Yuk, bergabung dalam program Qurban Super Barokah. Caranya dengan klik link di bawah ini:
Bagi yang hendak ikut program Sedekah Qurban, bisa klik link di bawah ini:
Bagi yang hendak menunaikan zakat, bisa ditunaikan melalui link ini:
Baca Juga:
Tuntunan dan Etika Rasulullah saw. dalam Membagikan Daging Qurban
Program Qurban Super Barokah (QSB): Menjaga Amanat Syariat dan Melipatgandakan Nilai Manfaat
Panduan Ringkas tentang Fikih Kurban
Penulis: Hafidz Fuad Halimi
Tags:
lazpersis
iduladha
kurban
hewan kurban
sembelih